Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPB: Indonesia Punya Modal Jadi Bangsa Maju

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Rokhmin Dahuri menyatakan Indonesia memiliki tiga modal dasar untuk menjadi bangsa yang maju. Hanya saja kurang mendapat perhatian.

"Indonesia sejatinya memiliki modal dasar terlengkap untuk menjadi bangsa maju, sejahtera, dan berdaulat. Kita ini harusnya makmur," kata Rokhmin dalam diskusi bertajuk Poros Maritim untuk Kesejahteraan dan Keadilan di Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Indonesia sebagai negara dengan penduduk tebanyak keempat di dunia, menurut Rokhmin, seharusnya dapat menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas di berbagai sektor di negara ini. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia kini lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif. Belum lagi jumlah kelas menengah yang terus meningkat tiap tahunnya.

"Ini modal pertama Indonesia yang sangat perlu diperhatikan. Kita sedang alami bonus demografi. Ini kemudian menjadi potensi pasar domestik yang luar biasa besar," ujar dia.

Rokhmin mengatakan banyaknya penduduk usia produktif di Indonesia harus didukung dengan kemampuan dan kualitas kerja yang baik, melalui edukasi dan pelatihan.

Modal kedua yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya alam baik di darat dan laut yang melimpah dan beragam serta memiliki banyak potensi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan kaya.

"Modal ketiga adalah posisi geoekonomi Indonesia yang sangat strategis sehingga seharusnya sangat menguntungkan," ujar dia.

Indonesia, dikatakan Rokhmin, berada di jantung pusat perdagangan global di mana sekitar 45 persen dari seluruh komoditas dan barang yang diperdagangkan di dunia dengan nilai sekitar 1.500 triliun dolar AS diangkut melalui laut Indonesia.

"Namun, banyak juga faktor yang menyebabkan Indonesia tertinggal, seperti premanisme, korupsi, budaya instan, politik uang, rendahnya etos kerja bangsa, hingga lemahnya penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia," pungkas Rokhmin. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: