Kisah Nyata Pendiri JNE Johari Zein, Dari Mualaf hingga Sedekah Justru Antarkan Kesuksesan
Pak Jo juga menceritakan bagaimana anak pembantu rumah tangganya yang bernama Yanto memberikan kenangan baik untuknya. Ketika Pak Jo dibully di sekolah, Pak Jo sangat senang saat pulang sekolah karena Yanto sudah di rumah menunggunya untuk bermain bersama.
Namun, persahabatan mereka harus terputus ketika Pak Jo pindah ke Jakarta. Setelah puluhan tahun, barulah Pak Jo mencari Yanto di Deli, Medan dan akhirnya mereka merajut kembali persahabatan yang telah lama terputus hingga hari ini.
"Buat saya, persahabatan itu tak melihat dia anak siapa, meski Yanto adalah anak pembantu dari ibu saya, tapi saya melihat dia sebagai sahabat," ujar Pak Jo.
Baca Juga: Satu Tahun Jadi Juru Bicara: Ini Bukan tentang Angka
Setelah bertemu pun, Pak Jo mengajak Yanto berangkat umrah bersama, diajak pula karyawan JNE. Pak Jo melihat bagaimana ibadah umrah sangat berharga bagi umat Islam, termasuk dirinya.
Tak hanya soal umrah, melalui Johari Zein Foundation, Pak Jo juga menargetkan untuk membangun 99 Masjid di seluruh dunia. Pak Jo mengaku, berbagi dan sedekah adalah hal penting yang harus dilakukan. Bagi Pak Jo, agama bukan hanya soal ibadah dan seremonial, tetapi juga tingkah laku, salah satunya dengan memberi makan dan berbagi kepada anak yatim piatu dan orang miskin.
"Karena itu saya simpulkan bahwa di kegiatan komersial, diperlukan kegiatan sosial. Karena komersial tanpa sosial, bisa-bisa tidak panjang umurnya," ujar Pak Jo.
Baca Juga: Ahli Virologi dan Molekuler Biologi: Semua Vaksin Covid-19 Aman dan Sudah Diuji
"Jadi sesuatu yang panjang umurnya adalah ketika dia menjadi berkah, menjadi berguna," tambahnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: