Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dirlitbun Perkenalkan Solid, Sebuah Harapan untuk Petani

Dirlitbun Perkenalkan Solid, Sebuah Harapan untuk Petani Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktorat Perlindungan Perkebunan (Dirlitbun), Ditjenbun, Kementerian Pertanian membuat gerakan memperkenalkan “Solid” yaitu singkatan dari Sobat Perlindungan, “Lewat Solid kita ingin mengintegrasikan semua kegiatan perlindungan perkebunan baik pengendalian OPT, dampak perubahan iklim, desa organik, kebakaran lahan dan kebun menjadi satu. Solid artinya kompak,” kata Ardi Praptono, Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjenbun dalam keterangan tertulisnya.

Ia menjelaskan, Solid, basisnya adalah komunitas sehingga semua pihak terlibat baik Dirlitbun di pusat, UPT Ditjenbun (BBP2TP) dan perangkat perlindungan perkebunan daerah. Kemudian akademisi perguruan tinggi, lembaga penelitian dan stake holder lain juga diajak bergabung dan berkerja bersama pada tingkat petani.

Tahun ini baru tahap awal, sosialisasi dan persiapan supaya tahun 2022 berjalan didukung oleh politik anggaran yang mendukung peran perlindungan lebih besar lagi. Anggaran perlindungan perkebunan selama ini relatif keciil.

“Solid akan jadi gerakan yang sifatnya kompleks, rasa milenilal, digitalisasi dan ramai di medsos. Saat ini baru tahap awal dan diharapkan akan jadi gerakan masif tahun 2022 dengan dukungan anggaran yang kuat,” katanya.

Lanjutnya, dari gerakan ini akan muncul berbagai aktivitas seperti bagaimana petani secara mandiri dapat membuat pestisida nabati yang ramah lingkungan. Semua aktivitas terkait Solid semuanya menuju arah ramah lingkungan. Desa organik yang saat ini sudah berkembang juga menjadi bagian dari Solid.

Saat ini bergagai OPT masih menjadi ancaman nyata bagi perkebunan seperti penyakit pestalotiopsis pada karet dan ganoderma pada sawit.

Dalam konteks Solid maka aktivitas pengendalianya dilakukan bersama-sama dalam satu aktivitas yang terpadu.

“Contohnya pengendalian hama uret pada tebu di Kediri pada tanggal 10 Juni lalu. Gerakan pengendalian dengan anggaran Ditjenbun hanya dilakukan pada lahan 1 ha. Dengan dilakukan bersama-sama dan melihat manfaatnya maka petani bisa melakukan sendiri tanpa tergantung pada anggaran. Demikian juga bantuan jaring dan alat pembantu untuk 100 ha. Bantuan ini tidak akan terus diberikan pada petani itu-itu saja, tahun depan akan bergeser pada petani lain. Penerima bantuan sekarang ketika tidak menerima bantuan lagi maka tahun depan bisa melakukan sendiri,” kata Ardi lagi.

Dirlitbun sudah memberi bantuan pada kelompok tani/desa untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berupa biopori. Dengan Solid nanti diharapkan ada bantuan dari komunitas kampus, BKMG juga bisa masuk dengan sekolah iklimnya. Jadi tidak ada lagi ini milik Dirlitbun karena program Dirlitbun tetapi semua bergerak bersama untuk kepentingan bersama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: