Kisah Perusahaan Raksasa: JBS, Tukang Daging Paling Laris dan Terbesar di Dunia
Sementara itu, keluarganya juga bertambah. Dia dikaruniai tiga anak laki-laki, José, Wesley dan Joesley, dan tiga anak perempuan, Vanessa, Vivianne dan Valere. Anak-anak lelaki itu belajar bisnis bersama ayah mereka, meskipun Batista mengatakan bahwa ayahnya adalah satu-satunya tukang daging yang benar-benar terlibat dalam keluarga.
Dia dan saudara-saudaranya akan membeli dan menjual lembu, bernegosiasi dengan klien dan mempelajari cara kerja industri. Pada usia 17 masing-masing putus sekolah menengah untuk mengelola berbagai rumah jagal milik keluarga.
"[Latar belakang kami] tidak akademis," kata Batista. "Kami memiliki latar belakang kehidupan, kami belajar dengan hidup."
JBS berhasil, kata Batista, karena keluarga menghargai aksi dengan pendekatan sesederhana mungkin. Dia tidak menyukai birokrasi dan mendorong kelincahan, efisiensi dan ketegasan.
Pada tahun 1996 Batista membawa Jeremiah O'Callaghan, sekarang direktur hubungan investor JBS, dengan tugas membawa JBS pada global. Keluarga Batista memberi O'Callaghan jangkauan bebas untuk mengembangkan produk dan kemasan baru dan untuk melatih karyawan tentang keamanan pangan dan berbagai peraturan.
Mereka mulai berpikir tentang bagaimana melakukan ekspansi secara nasional dan membeli beberapa perusahaan di Brasil pada 1990-an. Kemudian mereka mencari untuk memperluas di Amerika Selatan. Pada tahun 2005 JBS membeli Swift Armor SA, produsen dan eksportir daging sapi terbesar di Argentina. Kemudian mata beralih ke Amerika Serikat (AS), satu-satunya negara yang mengekspor lebih banyak daging daripada Brasil.
Lantas tahun 2007, JBS meluncurkan IPO di Brasil. Saat itulah akuisisi internasional benar-benar lepas landas, dengan bantuan bank pembangunan Brasil, BNDES, yang membiayai bisnis di seluruh spektrum Brasil (pada 2010 pencairannya mencapai 100 miliar dolar AS). Pada tahun 2007 itu membuat investasi pertamanya di JBS --sekitar 390 juta dolar AS. Hari ini mengendalikan 20,6 persen dari perusahaan.
Bertemunya JBS dan Swift menghasilkan beberapa keluhan. Itu adalah perusahaan dengan kinerja terburuk di pasar daging sapi AS sementara perusahaan lain berkinerja relatif baik.
Untuk masalah JBS Swift jelas merupakan masalah manajemen yang buruk. Perusahaan harus membayar 225 juta dolar AS tunai dan mengasumsikan 1,2 miliar dolar AS utang Swift, membawa JBS 12 pabrik di AS dan Australia dan menambahkan 23.000 ekor sapi yang disembelih per hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: