Sejarah Mencatat, Perang Terpanjang Amerika Dipastikan Resmi Berakhir Setelah...
Pasukan Amerika Serikat (AS) ditarik keluar dari pangkalan militer utama mereka di Afghanistan pada Jumat, mengakhiri secara efektif perang terpanjang dalam sejarah AS. Penarikan pasukan AS berlangsung ketika pemberontakan Taliban meningkatkan serangannya di seluruh negeri setelah pembicaraan perdamaian tersendat.
Markas besar Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mengatakan penyerahan pangkalan militer Bagram ke pasukan keamanan Afghanistan adalah "tonggak penting" dalam penarikan itu.
Baca Juga: Penerjemah Amerika Tiru Teroris Afghanistan: Kami Temukan Anda dan Kami Akan Bunuh Anda!
Namun, Pentagon bersikeras bahwa militer AS masih memiliki wewenang untuk melindungi pasukan Afghanistan.
"Otoritas itu masih ada," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan. Dia tidak memberikan garis waktu kapan wewenang itu akan berakhir.
Presiden Joe Biden mengatakan keberangkatan pasukan berada di jalurnya, tetapi beberapa pasukan Amerika masih akan berada di Afghanistan pada September sebagai bagian dari "penarikan rasional dengan sekutu."
"Saya ingin berbicara tentang hal-hal bahagia, kawan," kata Biden. "Ini liburan akhir pekan. Aku akan merayakannya. Ada banyak hal hebat yang terjadi."
Bagram, satu jam perjalanan ke utara Kabul, adalah tempat militer AS mengoordinasikan perang udara dan dukungan logistiknya untuk seluruh misi Afghanistan. Taliban berterima kasih kepada mereka karena pasukan AS pergi.
"Kami menganggap penarikan ini sebagai langkah positif. Warga Afghanistan bisa lebih dekat dengan stabilitas dan perdamaian dengan penarikan penuh pasukan asing," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. Para warga Afghanistan lainnya bersikap lebih hati-hati.
"Amerika harus meninggalkan Afghanistan dan harus ada perdamaian di negara ini," kata penduduk Kabul, Javed Arman. Namun dia menambahkan, "Kami berada dalam situasi yang sulit. Kebanyakan orang telah meninggalkan distrik mereka dan beberapa distrik telah jatuh. Tujuh distrik di Provinsi Paktia sudah jatuh dan sekarang di bawah kendali Taliban."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto