Kisah Perusahaan Raksasa: Bayer, Konglomerat Industri Kimia dan Farmasi Dunia tapi Penuh Kontroversi
Pada tahun 1986, sebesar 25 juta dolar AS, Bayer memperoleh hak parsial Sterling Drug untuk menggunakan namanya di Amerika Utara di luar area farmasi.
Akhir 1980-an dan awal 1990-an adalah masa pendapatan stagnan, upaya pengendalian biaya, dan peningkatan penekanan pada pasar non-Eropa untuk Bayer. Dari tahun 1988 hingga 1993, penjualan berfluktuasi antara 40 miliar deutsche mark dan DM43,3 miliar, sementara keuntungannya tetap.
Bisnis dipengaruhi oleh resesi serius di Eropa Barat, perubahan politik di Eropa Timur, siklus penurunan industri kimia, dan reformasi pemerintah dalam perawatan kesehatan dan pertanian. Pada 1993, penjualan obat-obatan Bayer di Jerman turun 20 persen sebagai akibat dari upaya pemerintah untuk memotong pengeluaran obat-obatan, dokter, menghadapi pengurangan anggaran obat, mulai meresepkan lebih banyak obat generik menggantikan obat mahal dan eksklusif yang dikembangkan oleh Bayer.
Bayer berkomitmen untuk memperbesar operasinya di Asia dan Amerika Utara untuk mengurangi ketergantungannya pada pasar Eropa. Di Asia, Bayer memfokuskan upaya ekspansinya pada usaha patungan dengan perusahaan-perusahaan di Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan China.
Pada tahun 1993, Bayer menandatangani perjanjian dengan Perusahaan Eisai Jepang untuk menjual obat-obatan tanpa resep, dan tahun berikutnya beberapa usaha patungan ditandatangani di China untuk mendirikan operasi produksi Bayer dan Agfa Gevaert di sana.
Pada tahun 1994, Eastman Kodak menjual Sterling ke perusahaan Inggris SmithKline Beecham PLC, dan hanya beberapa minggu kemudian SmithKline menjual sisi Amerika Utara Sterling ke Bayer seharga 1 miliar dolar AS. Dengan pembelian itu, Bayer tidak hanya memenangkan kembali hak penuh atas namanya di Amerika Utara, tetapi juga memperoleh bisnis obat bebas (OTC) Amerika Utara senilai 366 juta dolar AS dari Sterling.
Setelah pembelian Sterling, Bayer mengubah nama anak perusahaan menjadi Bayer Corporation. Langkah strategis lain di Amerika Utara, dan salah satu yang membawa diversifikasi tambahan pada operasi perawatan kesehatan Bayer, adalah pembelian 29,3 persen saham pada tahun 1994 di Schein Pharmaceutical Inc. yang berbasis di Denver, pembuat obat generik. Bayer berencana untuk memperluas operasi Schein di luar Amerika Utara.
Aspirin merayakan tahun keseratusnya pada bulan Maret 1999. Bayer merayakannya dengan menempatkan kantor pusat perusahaannya di dalam kotak Aspirin sementara 50.000 penonton menyaksikan. Di tengah perayaan, perusahaan terus memperkuat bisnis inti dan memisahkan 70 juta saham bisnis Agfa-Gevaert untuk meningkatkan modal untuk operasi lainnya.
Bayer memasuki milenium baru dengan landasan yang kokoh, meskipun kondisi pasar melemah di beberapa segmen bisnisnya. Strategi perusahaan untuk memperkuat portofolionya berlanjut, dan pada bulan April 2000 perusahaan mengakuisisi bisnis poliol dari Lyondell Chemical Company yang berbasis di AS seharga 2,5 miliar dolar AS. Bayer berdiri sebagai pemasok bahan baku poliuretan terbesar di dunia setelah kesepakatan itu.
Meskipun penjualan keseluruhan untuk tahun 2000 sangat mengesankan, segmen bisnis Kimia terus berjuang, dan restrukturisasi terus berlanjut. Fokus Bayer di masa depan termasuk memperluas operasi penelitian dan teknologinya, serta terus melepaskan bisnis yang tidak menguntungkan.
Melaju ke tahun-tahun berikutnya, untuk tahun fiskal 2017, Bayer melaporkan pendapatan sebesar 7,3 miliar euro, dengan pendapatan tahunan sebesar 35 miliar euro, turun 25,1 persen dibandingkan siklus fiskal sebelumnya. Saham Bayer diperdagangkan lebih dari 69 euro per saham, dan kapitalisasi pasarnya senilai US€65,4 miliar pada November 2018. Pada September 2019, Bayer mengumumkan untuk mengurangi jumlah anggota dewan manajemen dari tujuh menjadi lima untuk mengurangi biaya keseluruhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: