Kisah Perusahaan Raksasa: Ketika Vodafone Kesulitan Sejajar dengan Korporasi Telekomunikasi Dunia
Millicom, pemegang saham terbesar kedua yang lebih tua, yang melobi untuk penjualan total, menentang langkah tersebut; pada akhirnya, hanya 20 persen dari modal saham Racal Telecom yang ditawarkan di pasar. Namun, tiga tahun kemudian, Racal Electronics mempertimbangkan kembali, dan Racal Telecom dipisahkan dari perusahaan induknya pada tahun 1991, yang pada saat itu namanya diubah menjadi Vodafone Group Ltd.
Vodafone adalah pemimpin pasar di Inggris sejak awal. Pesaing utamanya, Cellnet, yang dimiliki bersama oleh British Telecom dan Securicor, juga diberikan lisensinya pada tahun 1985 dan tumbuh sama stabilnya dengan Vodafone. Namun, selalu tertinggal satu atau dua langkah, dengan Vodafone umumnya menikmati sekitar 56 persen pasar.
Di tengah banyak publisitas dan kesibukan pemasaran, Jaringan Komunikasi Pribadi Mercury, yang disebut One-2-One, diluncurkan. Kampanye iklan Mercury memberi pesan tentang biaya yang lebih rendah. Dengan menawarkan harga rendah dan bahkan panggilan lokal gratis di luar jam sibuk, Mercury memaksa dua raksasa telekomunikasi itu ke dalam perang harga, tetapi hanya di London, tempat operasi Mercury dimulai.
Pada pertengahan 1990-an, terlalu dini untuk menilai konsekuensi masuknya Mercury ke pasar, atau bahkan pendatang baru Hutch.
Vodafone Group International adalah komponen grup yang berkembang pesat. Aktif dalam mencari peluang dan mengimplementasikan proyek di luar negeri, Vodafone International tampaknya suatu hari akan sama pentingnya bagi grup seperti Vodafone Ltd. itu sendiri. Pada tahun 1993, perusahaan dianugerahi lisensi di Australia untuk mengoperasikan jaringan telepon seluler digital ketiga di negara itu.
Pada tahun yang sama, konsorsium di mana Vodafone menjadi anggota menerima lisensi serupa untuk beroperasi di Yunani dan Jerman. Vodafone juga memiliki kepentingan besar di Prancis, Skandinavia, Hong Kong, Fiji, Malta, dan Meksiko.
Meskipun biaya awal untuk usaha asing jelas tinggi, bidangnya sangat menguntungkan, dan Vodafone terus mencari kemungkinan baru. Analis memperkirakan bahwa Vodafone akan meningkatkan investasinya dengan tujuan mengakuisisi lebih banyak rekanan asing dan, akhirnya, anak perusahaan.
Pada 1994, Vodafone mengoperasikan salah satu jaringan seluler terbesar di dunia, dengan lebih dari satu juta pelanggan. Ini, dikombinasikan dengan profil internasional perusahaan yang semakin tinggi, menjadikannya taruhan yang aman bahwa Vodafone akan melanjutkan perannya yang menonjol dalam industri telekomunikasi seluler yang berkembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: