Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mulanya Bermimpi Hidup Lebih Baik, Penerjemah Afghanistan Jadi Tunawisma di Amerika

Mulanya Bermimpi Hidup Lebih Baik, Penerjemah Afghanistan Jadi Tunawisma di Amerika Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson

Saudara seperjuangan

Zia mendaftar untuk bergabung dengan militer AS sebagai penerjemah pada tahun 2002.

Pada usia 18 tahun, itu adalah pekerjaan penuh waktu pertamanya.

"Kami adalah mata dan lidah militer," kata Zia.

Itu juga merupakan realisasi dari janji yang dibuat kepada ibunya enam tahun sebelumnya, ketika Taliban berkuasa di Afghanistan.

Saat duduk di bangku sekolah dasar, Zia melihat akhir dari masa kanak-kanak yang riang, akitivas sekolah, sepak bola, dan permainan dengan tujuh saudara kandungnya.

Zia mengingat lingkungannya yang ramai berubah di bawah aturan Islam yang ketat - pemukulan tanpa pandang bulu terhadap pria dan perempuan, keheningan yang tak nyaman ketika keluarga bersembunyi di dalam ruangan, serta saudara perempuannya dilarang sekolah.

Kakak laki-lakinya, yang saat itu berusia dua puluhan, dipukuli dan dijebloskan ke penjara setelah dia terdengar berbicara dengan dialek Lembah Panjshir, yang saat itu menjadi pusat perlawanan anti-Taliban.

Pemukulan itu membuat kakinya bengkak. Dia tidak bisa memakai sepatu botnya, kata Zia.

Lukanya sangat parah sehingga dia tidak bisa berjalan.

Dalam beberapa hari, orang tuanya memutuskan mereka tidak bisa tetap tinggal di sana.

Keluarga itu melarikan diri dari rumah mereka di Kabul, pindah ke Pashawar, Pakistan.

"Saya memberi tahu ibu saya, `Ketika saya dewasa, saya akan berperang melawan orang-orang ini,`" katanya, merujuk pada Taliban.

Di Pashawar, ia belajar bahasa Inggris di sekolah.

Keluarganya tetap di Pakistan hingga 2001, ketika AS memulai invasi selama puluhan tahun.

"Ketika saya kembali, saya melihat pemerintahan yang stabil dimulai," kata Zia. "Saya bilang `oke, sekarang kita punya harapan`."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: