- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Kelapa Sawit Berikan Performa Positif di Lintas Sektor, BPDPKS Sayangkan Sentimen Negatif Masyarakat
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyayangkan reaksi negatif masyarakat yang ditujukan pada sektor perkebunan kelapa sawit. Padahal, kelapa sawit memberikan kontribusi yang positif dalam berbagai lintas sektor.
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Edi Wibowo menjelaskan produk kelapa sawit dan turunannya merupakan komoditas penghasil devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Pada 2019, nilai ekspor produk kelapa sawit dan turunannya mencapai USD 15,57 miliar atau setara Rp220 triliun. Bahkan di masa pandemi, sektor sawit tetap menunjukkan performa yang signifikan.
Baca Juga: Kebun Sawit di Replanting, Petani Sawit Ini Pakai Jurus Tumpang Sari
"Di masa pandemi Covid-19, sektor sawit juga terbukti mampu bertahan dan tetap menyumbangkan devisa ekspor sekitar USD 13 miliar sampai dengan Agustus 2020 di tengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya seperti migas, batu bara, dan pariwisata," kata Edi dalam secara virtual, Selasa (24/8/2021).
Edi juga menyampaikan sektor sawit juga menjadi penyumbang lapangan pekerjaan yang menampung 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 16 juta tenaga kerja tidak langsung. Para pekerja di sektor tersebut mencakup petani sawit, pekerja pabrik, hingga tenaga kerja lain yang berkontribusi di rantai produksi kelapa sawit.
Tak hanya itu, sawit juga mendukung Indonesia menjadi produsen Biodiesel sebagai bahan baku energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibanding fossil fuel. "Biodiesel sawit tersebut, melalui pencampuran dengan minyak solar dalam bentuk B-30 telah kita gunakan sebagai bahan bakar sehingga mengurangi ketergantungan negara kita atas impor minyak bumi sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan di sektor migas," ungkap Edi.
Terlebih, produk sawit juga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bentuk jadi produk sawit tak hanya sebatas minyak goreng sawit yang umum diketahui masyarakat. Produk sawit dan turunnya dapat ditemukan dalam produk sabun, sampo, deterjen, produk kosmetik, roti, cokelat, biskuit, krimer, margarin, susu formula bayi, dan sebagainya.
"Ini sungguh sebuah paradoks di mana komoditas hasil negeri sendiri yang memiliki manfaat begitu banyak justru belum dipahami dan bahkan banyak dikritik oleh masyarakat dalam negeri sendiri," ujar Edi.
Ia berharap masyarakat dapat memahami peran dan kontribusi sawit sesuai dengan fakta yang objektif demi keberlangsungan sektor perkebunan kelapa sawit. "Dalam jangka panjang, isu-isu negatif ini akan merugikan perkebunan dan industri sawit nasional dan tentu akan berdampak pula bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: