Kisah Perusahaan Raksasa: BHP Group, Konglomerat Tambang, Logam, dan Minyak Bumi dari Australia
BHP Group atau sebelumnya dikenal BHP Billiton adalah perusahaan raksasa peringkat ke-261 menurut Fortune Global 500. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pertambangan, logam, dan minyak bumi dari Australia.
Dilansir Fortune, BHP pada 2020 membukukan pendapatan (revenue) dengan total 42,93 miliar dolar AS. Pendapatan operasionalnya di angka 14,42 miliar dolar, sedangkan pendapatan bersihnya pada tahun itu mencapai 8,73 miliar dolar.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Woolworths, Peritel Australia yang Jangkau Banyak Ranah Bisnis
Catatan lain dalam finansial BHP seperti total asetnya mencapai 104,78 miliar dolar. Sementara yang terakhir seperti total ekuitas (equity) BHP pada tahun itu di angka 47,93 miliar dolar. Bisa dikatakan pecapaiannya tidak cukup apik, karena tiga dari lima catatan keuangan perusahaan turun pada tahun operasional tersebut.
Sementara itu, akar perusahaan bisa digali hingga abad ke-19. Ia dibentuk atas dua perusahaan besar Billiton dan BHP Company. Sebelum berlanjut, Warta Ekonomi pada Selasa (14/9/2021) akan mengulas kisahnya secara ringkas dalam artikel perusahaan raksasa.
Ketika itu, Billiton didirikan pada 29 September 1860 dengan persetujuan final dari rapat pemegang saham di Den Haag, Belanda. Dua bulan kemudian, perusahaan memperoleh hak mineral atas Billiton (Belitung) dan Kepulauan Bangka di kepulauan Hindia Belanda di lepas pantai timur Sumatera.
Usaha awal Billiton termasuk peleburan timah dan timbal di Belanda, diikuti pada tahun 1940-an oleh penambangan bauksit di Indonesia dan Suriname. Pada tahun 1970, Shell mengakuisisi Billiton. Billiton membuka pabrik peleburan dan pemurnian timah di Phuket, Thailand, bernama Thaisarco (untuk Thailand Smelting And Refining Company, Limited).
Satu perusahaan lain adalah Broken Hill Proprietary (BHP) Company Limited. Perusahaan ini didirikan 13 Agustus 1885, dan mengoperasikan tambang perak dan timah hitam di Broken Hill, New South Wales, Australia.
Dalam tahun 1915, perusahaan tersebut berkelana ke manufaktur baja, dengan operasinya terutama berbasis di Newcastle, New South Wales. Keputusan untuk pindah dari penambangan bijih di Broken Hill ke pembukaan pabrik baja di Newcastle adalah karena keterbatasan teknis dalam memulihkan nilai dari penambangan bijih sulfida yang lebih rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: