Sejauh ini, UGA mencatat bahwa terapi Covid-19 yang tersedia hanya remdesivir dan antibodi monoklonal. Namun, yang telah menerima persetujuan federal baru remdesivir.
"Obat ini telah memperlihatkan efektivitas dalam tingkat tertentu terhadap infeksi virus corona jenis baru, tetapi harganya sangat mahal dan sangat sulit didapat," kata Tripp.
Pada kenyataannya, menurut Tripp, hanya ada beberapa opsi yang benar-benar dapat digunakan karena pertimbangan biaya, penggunaan infus yang terbatas, dan kurangnya akses.
UGA membandingkan penggunaan ulang remdesivir untuk melawan Covid-19 dengan kemungkinan penggunaan ulang probenesid dengan pil yang diresepkan dan mengindikasikan bahwa probenesid mungkin juga dapat meningkatkan efektivitas pengobatan lain.
Para peneliti sedang menyelidiki dosis probenesid yang paling berdampak dalam memerangi SARS-CoV-2. TrippBio dilaporkan akan memulai uji klinis obat tersebut pada akhir tahun.
Baca Juga: Siklus Menstruasi yang Terganggu Akibat Vaksin Covid-19 Sifatnya Sementara
Dalam fase uji coba pada hewan, TrippBio menggunakan hamster yang diberikan probenesid untuk melawan SARS-Cov-2 dan flu. Sejauh ini, efek samping yang diketahui dari probenesid termasuk mual, pusing, muntah dan sakit kepala, menurut The Atlanta Journal-Constitution.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto