Wakil Ketua MPR Syarief Hasan Apresiasi Dewan UKM Berkontribusi Nyata untuk Bangsa
Dewan UKM beraudiensi dengan Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan di Kompleks Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan ini dihadiri oleh Ketua Umum Dewan UKM Indonesia Irwan Wijaya, Wakil Sekjen Dewan UKM Rapi Gasing, dan Dewan Pertimbangan Dewan UKM Indonesia Andrian Lame Muhar.
Syarief mengapresiasi Dewan UKM Indonesia sebagai wadah berkumpulnya pelaku UMKM untuk bersama-sama memperjuangkan aspirasi, pemberdayaan, dan prospek pengembangan UMKM.
Sebagaimana diketahui, koperasi bersama-sama dengan UMKM menyumbang kontribusi yang sangat signikan terhadap perekonomian nasional.
Pada tahun 2020, koperasi dan UMKM berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 % atau setara dengan Rp 8,573 triliun. Dari sisi jumlah, sebanyak 64,2 juta (99,99 %) koperasi dan UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97 % dengan total investasi sebesar 60,42 %.
Namun demikian, kinerja koperasi dan UMKM ini masih menyisakan catatan serius. Kontribusi ekspor koperasi dan UKM hanya berkisar di angka 14,37 %, bahkan koperasi sendiri hanya menyumbang kontribusi 5,1 % terhadap PDB.
Bandingkan dengan usaha besar yang hanya berjumlah 5,550 (0,01 %) mampu menyumbang 38,9 persen terhadap PDB. Daya saing koperasi dan UMKM harus terus ditingkatkan, tentu saja dengan dukungan pemerintah yang solid dan berkelanjutan. Kita tidak bisa membiarkan koperasi dan UMKM berjalan sendiri.
Menurut Syarief Hasan, soal UMKM ini adalah perkara keberpihakan, UMKM akan mampu berdaya saing jika diberikan atensi dan fasilitasi yang sistematis dan berkelanjutan dari pemangku kebijakan.
Pemerintah harus memastikan adanya dukungan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan, pelatihan kewirausahaan, maupun strategi penjualan sehingga produk UMKM berdaya saing.
"Dari sisi perizinan, perlu diberikan afirmasi agar UMKM mendapatkan legalitas, serta jaminan kredit berusaha. Dengan bertransformasi ke dalam sektor formal, UMKM juga semakin memberikan daya dukung optimal bagi penerimaan negara, juga jaminan kesejahteraan bagi pekerjanya," ujar Syarief.
Selain itu, salah satu strategi peningkatan kapasitas dan daya saing UMKM adalah dengan fasilitasi persaingan di mancanegara. UMKM tidak hanya bermain di ranah domestik namun mampu menembus pasar luar negeri.
Selain memperluas potensi pasar (share market), ini juga akan menjadi pemicu agar UMKM terus berbenah diri, meningkatkan kualitas, dan terlibat dalam rantai pasok global (global value chain).
UMKM berorientasi ekspor dapat memanfaatkan perkembangan sektor digital yang juga sedang tumbuh signifikan agar mampu melakukan penetrasi pasar secara lebih luas.
Dalam hal ini, Andrian Lame Muhar mewakili Dewan UKM Indonesia mengatakan "Dewan UKM Indonesia telah melakukan konsolidasi dan kerja-kerja kelembagaan yang nyata".
"Saat ini Dewan UKM telah berada di 32 provinsi di Indonesia dan perwakilan organisasi di lebih dari 200 kab/kota di Indonesia. Dewan UKM diharapkan akan terus sebagai penyambung aspirasi pelaku UMKM yang berada di seluruh wilayah Indonesia," kata Andrian.
Hal ini penting mengingat berbagai keterbatasan pelaku UMKM, baik dari aspek administrasi, pembiayaan, maupun aksesnya untuk menyampaikan aspirasi. Saat ini di tengah era pandemi, keberadaan UMKM semakin tertekan.
Bukan saja pandemi berdampak sangat nyata terhadap keberlanjutan usaha UMKM, namun juga berkaitan dengan lemahnya daya beli masyarakat sehingga nilai ekonomi yang dihasilkan jauh menurun.
Ini juga semakin dipersulit dengan akses pembiayaan yang semakin rumit. UMKM tidak lagi dapat mengajukan permohonan permodalan kepada BUMN, misalnya, namun melalui prosedur yang jauh lebih rumit.
Ini tentu saja memperkecil peluang UMKM untuk bertahan, apalagi melakukan ekspansi pasar.
"Hambatan regulasi ini perlu dikaji secara lebih cermat dan bijak, Sebagai pelaku usaha yang tidak terbiasa dengan pola beradministrasi yang rumit, seharusnya UMKM diberikan atensi dan kelonggaran tertentu, agar mampu bersaing dengan pelaku ekonomi lain," terang Andrian.
Dewan UKM Indonesia sangat setuju dengan pak Syarief Hasan, bahwa keberpihakan adalah kunci untuk membangun UMKM yang berdaya saing. Dewan UKM selalu siap untuk memperjuangkan aspirasi pelaku UMKM, bersinergi bersama membangun sektor UMKM.
Terlebih lagi di era 4.0 dengan digitalisasi di semua sektor, UMKM dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian agar tetap mampu bertahan dan bersaing dalam dinamika ekonomi, baik domestik maupun global.
Oleh karenanya, peningkapan kapasitas dan kompetensi pelaku UMKM menjadi sebuah keniscayaan.
"Kita sangat mengharapkan dukungan yang nyata dari pemangku kebijakan untuk mendorong kemajuan UMKM," pungkas Andrian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: