Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harapan Petani Jagung Sumut Tidak Muluk-Muluk, Minta Kementan..

Harapan Petani Jagung Sumut Tidak Muluk-Muluk, Minta Kementan.. Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Perwakilan petani di Desa Siempat Rube 2, Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara bernama Jakkop Padang mengatakan pihaknya merasa senang mendapatkan bantuan pupuk dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan). 

Jakkop mengaku, terkait jenis pupuk subsidi yang didapat yakni pupuk urea dan SP36. Dan ia merasa cukup terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Baca Juga: Kementan Targetkan Capai 2,5 Juta Petani Milenial pada 2024

"Bantuan yang kita dapat adalah pupuk subsidi. Selama ada itu, stok pupuk kita aman, dan kebutuhan pupuk untuk 1 hektar jagung biasanya 1,5 ton," katanya, Kamis (29/9/2021).

Selain itu, untuk saat ini harga jual jagung di kalangan petani masih normal yakni Rp4.000 per kilogram. Harga itu, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan lalu, yakni Rp4.600 per kilogram. Jakkop mengatakan dalam lahan 1 ha bisa dapat 10 hingga 12 ton jagung dengan menggunakan bibit jenis Pioneer 32.

Baca Juga: Diperintah Presiden untuk Regenerasi Petani Muda, Wamentan Beraksi: Alhamdulillah Sudah Maju Pesat

"Bulan lalu kita sudah panen 1 ha, harga jual Rp4.600 per kilogram dalam bentuk jagung pipil kadar air 16 persen. Kalau sekarang harga sudah di Rp4.000 dan ini masih termasuk harga normal di kalangan petani," katanya.

Jakkop menjelaskan di desanya masih banyak petani jagung yang menanam. Adapun luas areal penanaman jagung di desa itu sekira 200 ha.

"Di sini rata-rata masih bertanam jagung, sementara komoditas lain ada cabai, tomat dan sayur," katanya.

Adapun kendala yang dihadapi petani di sana, lanjut Jakkop, adalah hama yaitu babi hutan dan kera. Sehingga jika ingin panen maksimal, ladang harus dijaga.

"Kalau dijaga, dapatnya bisa 10 sampai 12 ton per hektar. Kalau tidak dijaga maka hasilnya sedikit bahkan gagal panen," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: