WE Online, Jakarta - Direktur Literasi Keuangan OJK Agus Sugiarto mengatakan bahwa dari tujuh jenis sektor keuangan, baru perbankan yang memiliki tingkat utilisasi lebih dari 50%. Sementara di sektor lainnya masih sangat rendah, baik tingkat literasi maupun tingkat utilisasinya.
"Di perbankan tingkat utilisasi masih 57,2%. Tingkat literasi masih 21,8%," katanya belum lama ini di Yogyakarta.
Sementara di sektor lainnya, lanjut Agus, seperti sektor asuransi tingkat literasi nasional hanya 17,8% dengan tingkat utilisasi 11,01%. Di sektor pembiayaan tingkat literasi hanya 9,8% dengan tingkat utilisasi 6,3%. Di pegadaian tingkat literasi 14,85% dengan tingkat utilisasi 5,04%.
Kemudian di industri dana pensiun dan pasar modal lebih rendah lagi. Tingkat literasi nasional di dana pensiun hanya 7,1% dengan tingkat utilisasi hanya 1,5%. Sementara itu, di pasar modal hanya 3,7% (tingkat literasi) dan 0,11% (tingkat utilisasi). Oleh karena itu, menurutnya, literasi keuangan menjadi hal mutlak dan salah satu program prioritas regulator.
"Di negara maju literasi keuangan merupakan hal yang utama maka pemahaman terkait literasi keuangan penting dilakukan," ujarnya.
Dia mengakui rendahnya tingkat literasi keuangan dan utilisasi juga berdampak pada rendahnya demand produk keuangan di Indonesia. "Dampaknya, demand produk jasa keuangan di Indonesia rendah," papar Agus.
Untuk itulah, OJK bertekad untuk menaikkan demand produk jasa keuangan dengan memberikan stimulasi kepada semua kalangan. Mulai pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, UKM, hingga kalangan profesional. OJK, sambung Agus, memiliki tujuan dengan program tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement