Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anaknya Sekolah Tatap Muka, Nadiem Makarim: Saya Hampir Menangis...

Anaknya Sekolah Tatap Muka, Nadiem Makarim: Saya Hampir Menangis... Kredit Foto: Akbar Nugroho Gumay

Sebagian mendukung keputusan Nadiem memulai kembali PTM.

“Setuju, Pak. Prioritas anak itu perkembangan dan kebahagiaan. Yang penting protokol ketat,” ujar @taniawardhani. “Saya juga. Rasanya bahagia lihat anak belajar tatap muka lagi di sekolah,” timpal @mybaran.

Akun @ulirizky merasakan juga perubahan pada perilaku anaknya yang sudah mulai belajar tatap muka di TK B.

“Sekarang anak saya lebih ceria dan lebih semangat belajar. Anak-anak tak hanya butuh orangtua di rumah. Tapi juga teman-temannya,” ungkapnya. “Apa yang dirasakan Mas Menteri dirasakan juga emak-emak di seluruh Indonesia,” timpal @rizani_aufar.

Sejak pertengahan September lalu, Nadiem memutuskan untuk membuka secara bertahap PTM terbatas di sekolah. Penerapan PTM dilakukan di sekolah yang ada di zona PPKM Level 1, 2, dan 3. Alasannya, belajar online di rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan berisiko negatif pada tumbuh kembang anak.

Saat ini, baru 40 persen sekolah di seluruh Indonesia yang melakukan PTM. Menurut Nadiem, angka ini masih sedikit. Padahal dalam data yang dimiliki Kemendikbud Ristek, sudah ada 60 persen sekolah yang sudah boleh melakukan PTM.

Nadiem mengaku, kadang kesal dan marah sampai harus gebrak meja saat mengetahui ada sekolah yang belum menerapkan PTM dengan alasan mencegah penularan Covid-19. Padahal, sekolah tersebut tak punya sarana dan prasarana yang cukup untuk melakukan PJJ. Koneksi internet buruk, smartphone terbatas, dan lainnya.

“Harusnya daerah tidak melakukan itu,” ucap Nadiem.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: