- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Perusahaan yang Digawangi Ricky Harun Cari Mitra Strategis Buat Jalankan Ekspansi
Perseroan mencatatkan kinerja yang mulai pulih di semester I-2021 di tengah pandemi Covid-19. HKMU meraih pendapatan Rp 236,78 miliar, turun dari periode yang sama tahun lalu Rp 444,05 miliar. Kontribusi terbesar dari alumunium Rp 119,85 miliar, dari Rp 122,58 miliar dan penjualan baja ringan Rp 48,76 miliar dari sebelumnya Rp 80,31 miliar.
Menariknya, penjualan produk stainless steel naik 38,32% menjadi Rp 26,82 miliar, dari Rp 19,39 miliar, dan pipa pvc naik 54,28% menjadi Rp 19,47 miliar dari Rp 12,62 miliar. Penjualan produk toilet dan sanitary wares bahkan melonjak 251% menjadi Rp 19,29 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,49 miliar.
Dengan demikian, rugi bersih HKMU berkurang 61% menjadi Rp 9,09 miliar dari rugi bersih pada periode Juni 2020 sebesar Rp 23,16 miliar.
Jodi Pujiyono mengatakan strategi ke depan ialah memangkas bisnis yang low margin seperti distribusi, perdagangan dengan kontribusi margin single digit, dan akan fokus ke manufaktur.
Baca Juga: Untung Perusahaan Tumbuh 14 Persen, Dongkrak Harga Saham SMBR
"Hal ini didasari antara lain karena kondisi market di saat pandemi yang melemah, membuat prinsipal melakukan penjualan direct ke consumer, sehingga posisi sebagai distributor makin tidak menguntungkan. Kami juga punya bisnis manufaktur yang harusnya bisa lebih optimal lagi baik dari sisi gross margin maupun efisiensi demi mencetak profitabilitas," katanya.
Pandemi tetap ada pengaruh, namun industri aluminium cukup kuat bertahan di era Covid-19 karena tren WFH (work form home) membuat permintaan renovasi rumah naik.
"Aluminium adalah produk substitusi atas komponen-komponen kusen yang sebelumnya terbuat dari kayu, di mana market juga mulai teredukasi, diharapkan dapat memberikan daya tahan permintaan untuk selalu tumbuh," katanya.
Perseroan akan mendorong kinerja pada semester kedua ini lantaran secara siklus terjadi pertumbuhan di paruh kedua.
Baca Juga: Harga Batubara Manggung, Perusahaan Ketiban Untung Karena Lepas dari Jerat Rugi
“Sebab itu kami fokus dua hal yaitu demand yang diharapkan pulih dan efisiensi sehingga profitabilitas dapat lebih jelas terlihat. Kami tidak mengalokasikan capex [belanja modal] dominan, hanya Rp 5 miliar dan diprioritaskan untuk maintenance dan peremajaan mesin agar economic of scale dan efisiensi produksi bisa tercapai,” terangnya.
Selain itu, ekspor juga terus dioptimalkan untuk penambahan proporsi, sementara utilisasi juga akan didorong ke 80%, Tahun ini beberapa unit juga sudah mencapai rekor produksi tertingginya dan akan terus ditingkatkan.
“Adanya standarisasi untuk masuk ke produk aluminium arsitektural di market ekspor, tim R&D dan operasional juga akan terus berupaya untuk dapat mencapai standarisasi ini agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan tersebut.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: