Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Agar Lebih Waspada, Ini Beberapa Faktor yang Bisa Menyebabkan Preeklamsia

Agar Lebih Waspada, Ini Beberapa Faktor yang Bisa Menyebabkan Preeklamsia Kredit Foto: Pexels/MART PRODUCTION
Warta Ekonomi -

Dokter Spesialis Obsteri dan Ginekologi dr. Aditya Kusuma, Sp.OG menyebutkan ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan preeklamsia terjadi pada ibu hamil. Salah satunya adalah kehamilan di bawah usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

Dia mengatakan beberapa faktor yang menyebabkan seorang ibu hamil berisiko mengalami preeklamsia adalah kehamilan pertama. Selain itu, pernah memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, riwayat preeklamsia dalam keluarga.

Baca Juga: Catat! Ternyata Ini Vitamin yang Paling Dibutuhkan Penderita Diabetes

Faktor risiko lain yakni kehamilan di usia muda atau di bawah 20 tahun dan kehamilan usia tua atau di atas 35 tahu, kehamilan kembar, ibu dengan obesitas serta ibu yang memiliki penyakit ginjal atau hipertensi kronis."Kehamilan kembar itu resikonya juga tinggi, orang awam kan menginginkan kehamilan kembar tapi kalau di kedokteran ini double trouble. Kemudian ada beberapa penyekat penyerta pada ibu hamil kayak ginjal, hipertensi kronis juga lupus," ujar dr. Aditya dalam webinar, Selasa (12/10).

Preeklamsia merupakan gangguan tekanan darah yang hanya terjadi pada kehamilan. Gangguan ini dapat menyebabkan komplikasi, termasuk kerusakan pada organ vital khususnya ginjal dan hati.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyebut preeklamsia sebagai silent killer. Sebab menurutnya, banyak ibu hamil yang mengalami preeklamsia tidak memiliki gejala bahkan beberapa ibu hamil yang awalnya memiliki tekanan darahnya normal berubah menjadi sangat tinggi.

Preeklamsia memiliki dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin, di antaranya adalah persalinan prematur, kematian janin, berat badan lahir rendah, solusio plasenta atau plasenta terlepas sebelum waktunya dan kejang atau eklampsia.

Baca Juga: Waduh! Apakah Jahe Bagus Dikonsumsi Penderita Diabetes? Ternyata…

"Bayi-bayi yang prematur ini akan menimbulkan konsekuensi yang tinggi pada jangka panjang, anaknya kemungkinan akan obesitas di usia 30-40 tahun, ada resiko diabetes, kardiovaskular dan kalau anaknya wanita, dia akan ada resiko preeklamsia juga," kata dr. Aditya.

dr. Aditya juga menjelaskan bawah tidak ada makan-makanan khusus yang dapat dikonsumsi untuk menjaga terjadinya preeklamsia. Namun, karena preeklamsia sesungguhnya berhubungan dengan sistem kardiovaskular, maka hal tepat yang perlu dilakukan adalah menjaga kesehatan jantung sebelum masa kehamilan.

"Preeklamsia itu adalah isu kardiovaskular atau jantung. Jadi ya makan yang sehat seperti akan menjaga kesehatan jantung, jangan yang memanjakan lidah saja. Sebaiknya ini dilakukan sebelum hamil kalau sudah hamil enggak akan banyak perubahan," ujar dr. Aditya.

Baca Juga: Catat! Waktu Berolahraga Ternyata Berdampak pada Kualitas Tidur karena…

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: