Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memenangkan Persaingan dengan Memahami Customer Experience

Memenangkan Persaingan dengan Memahami Customer Experience Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi yang telah memasuki tahun kedua di Indonesia sukses memaksa masyarakat untuk menggantungkan hidup pada layanan internet. Sebut saja aktivitas harian apa yang hanya bisa dilakukan dengan bantuan internet. Sekolah dari rumah, meeting pekerjaan dari rumah, belanja online, berselancar di media sosial, dan bermain game.

Survei APJII menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia tumbuh signifikan dua tahun terakhir. Fenomena ini secara tidak langsung menunjukkan tingkat persaingan antar penyedia layanan internet fixed-broadband (Internet Service Provider-ISP) memperebutkan ceruk pasar juga semakin sengit.

Dari desk research enciety Business Consult, di akhir tahun 2020 lalu diperkirakan pertambahan pelanggan tertinggi diraih oleh IndiHome yakni kurang lebih mencapai satu juta pelanggan.

Baca Juga: Perbandingan Paket Berlangganan dan Kecepatan Fix Broadband di Indonesia Q3 Tahun 2021

Sementara fixed broadband provider lainnya hanya bertambah kurang dari seratus ribu pelanggan. Pencapaian yang luar bisa tersebut menjadi gambaran bahwa IndiHome mampu mengkombinasikan antara merebut pasar dan di lain sisi juga mampu mempertahankan eksisting pelanggan.

Dengan kurang lebih 10 juta pelanggan di seluruh penjuru tanah air di akhir tahun 2020 lalu atau kurang lebih dengan market share 85%, tentu ini bukan pekerjaan yang mudah bagi Telkom atau IndiHome untuk mengelola loyalitas pelanggannya. 

Dalam memenangkan persaingan usaha ini, ISP akan juga mempertimbangkan dua hal. Pertama, berebut pasar potensial dengan kompetitor. Kedua, mempertahankan sekuat tenaga pasar yang sudah digenggam, yaitu para existing customer. 

Untuk sukses pada poin pertama tentu dibutuhkan investasi besar untuk aktivitas pemasaran yang efektif hingga mampu mengakuisisi pasar yang belum tersentuh layanan. Langkah ini efektif mengantarkan ISP mendapatkan porsi market share yang lebih besar. 

Fokus yang kedua adalah menjadikan existing customer sebagai “anorganic marketer”. Hal ini akan sangat mungkin terjadi jika ISP dapat menangani loyalitas pelanggan dengan baik.

Loyalitas pelanggan. Terkesan sederhana, namun tidak ada rumus pasti untuk menjadi hebat dalam menangani hal ini. Nyatanya, isu pelanggan yang tidak loyal dan berpindah ke pelukan kompetitor kerap muncul dalam persaingan usaha, isu abadi dari masa-ke-masa.

Penyebab utama pelanggan tidak loyal adalah ekspektasi terhadap kualitas layanan yang tidak terpenuhi (customer expectation). Banyak hal tentang ini, sebut saja layanan yang tidak stabil, apalagi saat di masa kritis, saat pelanggan mengharapkan kualitas internet yang andal namun yang terjadi malah sebaliknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: