Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Downtime?

Apa Itu Downtime? Kredit Foto: RuangLaptop
Warta Ekonomi, Jakarta -

Downtime adalah istilah dalam industri komputer untuk menunjukan waktu di mana komputer atau sistem TI tidak tersedia, offline atau tidak beroperasi. Downtime memiliki banyak penyebab, termasuk penghentian untuk melakukan maintenance (dikenal sebagai downtime terjadwal), kesalahan manusia, malfungsi software atau hardware, dan bencana lingkungan seperti pemadaman listrik, kebakaran, banjir, atau perubahan suhu yang besar.

Di lingkungan industri, downtime dapat merujuk pada kegagalan dalam peralatan produksi. Jenis downtime ini sering diukur sebagai downtime per shift kerja atau downtime per periode 12 atau 24 jam. Durasi downtime adalah periode waktu ketika sistem gagal menjalankan fungsi utamanya. Kegagalan komunikasi, misalnya, dapat menyebabkan jaringan menjadi downtime.

Baca Juga: Apa Itu SaaS?

Di lingkungan TI, downtime dapat menjadi salah satu metrik yang digunakan untuk ketersediaan sistem. Ketersediaan sering diukur dengan standar operasional 100% atau standar yang tidak pernah gagal. Standar ketersediaan yang umum adalah 99,999%, yang dikenal sebagai "five 9s" availability.

Dua 9s akan menjadi sistem yang menjamin ketersediaan 99% dalam periode satu tahun, memungkinkan downtime hingga 1%, atau ketidaktersediaan 3,65 hari. Service level agreement (SLA) sering kali menggunakan downtime bulanan atau persentase ketersediaan untuk penghitungan tagihan.

Downtime terjadwal untuk pembaruan sistem dan maintenance rutin biasanya tidak termasuk dalam persentase ketersediaan  kontrak SLA. Untuk penyediaan, perjanjian tingkat layanan dapat menggunakan persentase uptime dan downtime untuk menggambarkan ketergantungan berbagai layanan yang tersedia bagi klien. Persentase tersebut juga membantu menentukan nilai setiap layanan, karena sebagian besar klien menginginkan ketersediaan waktu real-time yang berkelanjutan (zero downtime).

Saat ini, perusahaan besar semakin bergantung pada ketersediaan tinggi untuk layanan dan aplikasi TI yang dikirimkan melalui cloud. Organisasi TI dapat menyebarkan cluster server untuk meningkatkan ketersediaan dan mengurangi downtime yang tidak terjadwal. Cluster server adalah sekelompok server yang bekerja sama untuk meningkatkan kinerja sistem, penyeimbangan beban, dan ketersediaan layanan. Jika server gagal, server lain di cluster dapat mengambil alih fungsi dan beban kerja server yang gagal. 

Mengenal Pentingnya Downtime

Karena adopsi cloud computation terus mendorong inovasi di seluruh industri, sistem berkinerja tinggi dan tangguh telah menjadi kebutuhan untuk mengimbangi persaingan dan secara konsisten mematuhi SLA internal atau eksternal. Untuk memenuhi ekspektasi pelanggan, satu menit downtime dapat diartikan sebagai hilangnya peluang jutaan rupiah bagi perusahaan besar dan kecil. Raksasa ritel Amazon, kerugian pendapatan langsung akibat pemadaman listrik selama beberapa jam yang menyebabkan downtime diperkirakan mencapai 5 juta USD. 

Dengan ekspektasi pelanggan yang selalu tinggi, detik latensi atau downtime dapat menyebabkan kerugian bagi laba. Pada gilirannya, downtime juga dapat berdampak negatif terhadap perusahaan jika dilihat dari perspektif reputasi. Dalam dunia hiper-aksesibilitas, di mana hampir semua orang adalah warga digital, satu tweet viral atau ulasan pelanggan dapat merusak reputasi seluruh perusahaan dalam beberapa jam. 

Downtime atau Uptime?

Berbeda dengan downtime, periode waktu ketika sistem komputer beroperasi penuh dan tersedia bagi pengguna dan sistem lain disebut sebagai uptime atau periode ketersediaan.

Istilah yang berkaitan erat adalah High Availability, mengacu pada sistem komputer yang memiliki tingkat uptime yang sangat tinggi dan telah dikembangkan untuk dapat bertahan dari satu titik kegagalan untuk menghindari potensi downtime. Administrator sistem dan personel TI lainnya sering ditugaskan untuk memastikan ketersediaan sistem komputer yang sangat penting serta meminimalkan kejadian downtime TI perusahaan sebanyak mungkin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: