Kisah Perusahaan Raksasa: Fresenius, Perawatan Kesehatan yang Terkenal Spesialis Cuci Darah
Fresenius AG, perusahaan perawatan kesehatan global asal Jerman yang menjadi salah satu perusahaan raksasa menurut Fortune Global 500. Pada 2020, Fortune mencatat posisinya di peringkat ke-313, dengan total pendapatan (revenue) sebesar 39,63 miliar dolar AS.
Selain itu, dikutip laman Fortune, performa finansial Fresenius pada 2020 membaik dari tahun sebelumnya. Aset dan total ekuitas yang dimiliki masing-masing naik dari 64,81 miliar dolar menjadi 75,20 miliar dolar, sementara 17,61 miliar dolar menjadi 18,83 miliar dolar. Namun satu hal, keuntungan (profit) perusahaan merosot 11,9 persen menjadi 2,10 miliar dolar dari sebelumnya 2,39 miliar dolar.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Edeka, Tumbuh Berawal dari Koperasi, Kini Menjadi Supermarket Besar
Sementara itu, akar Fresenius bisa ditarik kembali ke abad ke-18. Mengutip Funding Universe dan Companies History, perusahaan didirikan oleh seorang apoteker bernama Eduard Fesenius pada 1912, dengan mengambil alih salah satu apotek tertua di Frankfurt, Hirsch Apotheke.
Hirsch Apotheke sendiri didirikan pada 1462. Apotek ini terletak di Zeil, di pusat kota Frankfurt pada masa itu.
Fresenius adalah seorang apoteker terampil yang juga seorang pengusaha ambisius. Di apoteknya, ia memiliki laboratorium kecil tempat ia bereksperimen dengan pil, salep, dan larutan. Perusahaannya secara resmi bernama Fresenius KG.
Sejak awal, Fresenius sangat memperhatikan kebutuhan praktis dokter dan pasien. Produk pertamanya adalah salep hidung atas kerja sama dengan dokter Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Dari segi medis ini, Fresenius memulai kerja sama dengan para profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Frankfurt, sehingga sukses menghasilkan sejumlah produk. Dari segi bisnis, perusahaannya membuka ceruk pasar yang menjanjikan.
Fresenius membawa usaha bisnisnya ke tingkat selanjutnya pada 1920-an. Ia memasuki perdangan grosir farmasi. Segera setelah itu, Fresenius menjadi salah satu perusahaan Jerman pertama yang mengimpor insulin dari Inggris.
Memasuki tahun 1930-an, Fresenius mengelola cabang-cabang bisnisnya seperti farmasi, grosir, dan juga manufaktur di bawah satu payung perusahaan.
Pada puncak kesuksesan perusahaan, Fresenius mempekerjakan hingga 400 orang. Namun, tumbuhnya anti-Semitisme rezim Nazi mengambil korban. Semakin banyak mitra Fresenius dari klinik dan universitas, dokter dan ilmuwan terkemuka asal Yahudi, meninggalkan negara itu.
Pada tahun 1939, Adolf Hitler memimpin Jerman ke dalam perang yang menghancurkan yang berakhir dengan kehancuran negara pada musim semi 1945. Hirsch Apotheke hancur total selama perang. Pendiri perusahaan Dr. Eduard Fresenius meninggal pada tahun 1946.
Dalam wasiatnya, pendiri perusahaan telah menetapkan Else Fernau, seorang wanita muda yang dibesarkan di rumah Dr. Fresenius, sebagai pewaris perusahaannya. Warisan itu lebih merupakan tantangan daripada berkah bagi pria berusia 26 tahun itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: