Dorong Pertumbuhan Profesi Baru Ekosistem, Lazada Dukung Lahirnya #PahlawanEkonomiDigitalIndonesia
Ekosistem ekonomi digital tengah menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan industri eCommerce menjadi pendorong utama pertumbuhan. Perkembangan industri eCommerce yang terus melesat membuka peluang baru bagi masyarakat, melahirkan banyak #PahlawanEkonomiDigital yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Sebagai salah satu pionir eCommerce yang telah hadir di Indonesia sejak hampir 10 tahun lalu, Lazada Indonesia (Lazada) terus mengembangkan berbagai program pemberdayaan untuk mencetak lebih banyak masyarakat yang bisa menjadi pahlawan ekonomi digital di Indonesia.
Baca Juga: Rumpi Bareng Lazada: Dukung Lahirnya #PahlawanEkonomiDigital Indonesia
Saat ini, tercatat sekitar 15,9 juta UMKM telah terhubung dengan ekosistem digital, meningkat 100% dibandingkan sebelum pandemi. Data Lazada juga mencatatkan pertumbuhan jumlah penjual di Lazada sebesar hampir tiga kali lipat pada Oktober 2021 dibandingkan dengan data pada awal pandemi di Maret 2020.
Keberadaan eCommerce terbukti mendorong transformasi digital di sektor UMKM demi bisa bertahan dan mengembangkan usahanya. Selain bagi dunia usaha, pertumbuhan eCommerce juga membuka kesempatan baru di sektor logistik dan sektor shoppertainment, dengan semakin banyaknya peluang menjadi bagian dari ekosistem digital ekonomi serta munculnya profesi-profesi baru yang bisa membantu menumbuhkan industri.
“Sejak hadir di Indonesia, Lazada berkeinginan untuk dapat berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian dengan membuka banyak kesempatan kerja di ekosistem Lazada, sejalan dengan visi kami. Karena itulah kami terus memperkuat ekosistem kami secara menyeluruh, dan menawarkan banyak peluang untuk bergabung sebagai penjual online, mitra kurir atau frontliner, livestreamer di Laztalent, dan masih banyak lainnya. Berbagai program edukasi dan pemberdayaan juga terus kami lakukan untuk memastikan semua elemen di ekosistem kami ini bisa terus tumbuh,” ujar Ferry Kusnowo, Executive Director, Lazada Indonesia.
“Lazada percaya, para penjual online, frontliner, serta Laztalent (livestreamer) di Lazada adalah sedikit dari banyak pahlawan ekonomi digital yang mampu terus menggairahkan perekonomian Indonesia. Merekalah pahlawan yang tidak hanya berjuang untuk diri dan keluarga, tapi juga bisa memberikan manfaat kepada lingkungan dan komunitas sekitar. Kami bangga bisa menjadi bagian perjalanan mereka menuju mandiri dan sukses,” tambah Ferry.
Berbagai dukungan diberikan Lazada untuk penjual, frontliner, serta Laztalent yang ada di ekosistem Lazada. Lazada University dan komunitas Lazada Club siap menjadi tempat penjual menimba ilmu. Program insentif, kerja sama dengan dengan brand serta inisiatif pengembangan kemampuan sebagai livestreamer juga diberikan kepada Laztalent untuk memastikan kemampuan mereka bisa berkembang.
Bagi frontliner, inisiatif perlindungan dan pemberdayaan terus dilakukan di Lazada Logistics, unit logistik milik Lazada, mulai dari program vaksinasi serta perlindungan asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan, hingga program kepemilikan kendaraan.
Kontribusi dan upaya Lazada dalam mengembangkan ekosistem digital sudah dirasakan oleh banyak pahlawan ekonomi digital, di antaranya Asep Soleh Hidayat, pemilik toko sepatu bayi ‘Syalu’ di LazMall yang saat ini mampu mendapatkan ratusan pesanan produk sepatu bayi setiap harinya, Susari Mudaeni (Sari), seorang Laztalent top Lazada yang bersama suaminya sesama Laztalent mampu menghidupi keluarganya dengan penghasilan sebagai Laztalent, serta Dewi Rakta Sari, seorang frontliner di hub Lazada di Padalarang yang bercita-cita bisa membeli rumah dalam waktu dekat.
Lazada berkomitmen untuk terus memberdayakan dan mengembangkan para pahlawan ekonomi digital, seperti Asep, Sari, dan Dewi yang telah berkontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi digital Indonesia. “Didukung teknologi canggih, Lazada akan terus meluncurkan program, fitur, mekanisme, serta kerja sama baru untuk bisa meningkatkan kapabilitas dan menjaga kesejahteraan setiap pemangku kepentingan dalam ekosistem, khususnya para #PahlawanEkonomiDigital ini secara berkelanjutan,” pungkas Ferry.
Cerita Para Pahlawan Ekonomi Digital
Cerita Asep. Pernah delapan tahun menjadi karyawan perusahaan multifinance dan sempat mencicipi menjadi driver online, Asep banting setir di tahun 2018 untuk memulai usaha menjual produk sepatu bayi. Saat itu ia melihat peluang dari banyaknya pengrajin sepatu bayi di daerahnya yang mampu memproduksi sepatu bayi berkualitas ekspor. Keputusan Asep berbuah manis karena produknya laris manis di pasaran.
Dalam waktu 3 tahun, kini ia menerima ratusan pesanan produk setiap harinya, dan bahkan bisa mencapai lebih dari 5.000 pesanan per hari saat kampanye mega di Lazada.
Di sisi lain, kehadiran Syalu juga membuat Asep bisa mempekerjakan 13 orang karyawan dan 10 perajin, dengan tiap pengrajin yang bisa memiliki hingga 15 orang karyawan, yang secara eksklusif memproduksi sepatu Syalu.
“Mencari peluang bisnis bisa dimulai dari sekitar kita. Lihat lingkungan atau jaringan yang sudah kita miliki, seperti saya terinspirasi membangun Syalu dari lingkungan sekitar dan cerita mengenai Lazada kala itu. Meski awalnya saya harus menyetok produk cukup banyak karena ketentuan dari pengrajin, namun dengan keyakinan akan kualitas produk serta kapabilitas Lazada dalam membantu penjual seperti saya, bismillah, saya yakin bisa berhasil,” kata Asep.
Asep juga menuturkan bahwa salah satu yang mendorong perkembangan bisnis Syalu adalah fitur bayar di tempat (cash on delivery - COD) Lazada, terutama untuk menyasar pelanggan yang belum memiliki rekening bank atau belum memiliki akses mobile banking, khususnya di daerah pelosok. Tak hanya itu, berbagai program pelatihan lewat Lazada University atau komunitas Lazada Club juga membantu Asep mempelajari semua fitur yang ada demi bisa mengembangkan usaha online-nya di Lazada.
Cerita Sari. Tak hanya bagi penjual seperti Asep, eCommerce juga membuka kesempatan bagi ibu rumah tangga Susari Mudaeni, atau akrab disapa Sari, untuk memperoleh penghasilan tambahan. Siapa sangka, hanya dengan bermodalkan ponsel pintar, Sari yang baru bergabung sebagai Laztalent di awal 2021 sekarang mampu meraih sukses di ekosistem digital ini. Sari bahkan pernah menjaring hingga puluhan ribu penonton dalam satu siaran livestreaming-nya di kanal LazLive di Lazada saat festival belanja 11.11 lalu, menjadikannya sebagai salah satu Laztalent andalan Lazada.
Sari kini telah menjadi salah satu Laztalent yang sering diajak brand di Lazada berkolaborasi untuk mempromosikan produk mereka. Dalam satu bulan, Sari bisa mendapatkan insentif, komisi penjualan produk afiliasi, serta endorsement dari brand senilai jutaan rupiah. Pendapatan ini dimanfaatkan Sari untuk membantu suaminya memenuhi kebutuhan keluarga.
“Saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan diri lewat inovasi yang ada di Lazada. Karena itu saya bersemangat untuk membagikan peluang ini kepada kerabat dan teman-teman saya supaya mereka juga bisa terbantu perekonomiannya. Bahkan suami saya kini juga menjadi Laztalent,” kata Sari.
Sebagai pionir shoppertainment yang menggabungkan hiburan dengan belanja, Lazada memanfaatkan infrastruktur teknologi jaringan Alibaba yang canggih untuk memaksimalkan pengalaman belanja konsumen, termasuk dengan menghadirkan fitur ‘See-Now-Buy-Now’ (Lihat-Sekarang-Beli-Sekarang).
Melalui komunitas Laztalent, Lazada memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk mengembangkan bakat dan menjadi bintang livestreaming di Lazada.
Cerita Dewi. Pertumbuhan industri eCommerce tak lepas dari peranan sistem logistik. Di unit logistik milik Lazada, Lazada Logistics, para mitra kurir atau frontliner bekerja di garda terdepan memastikan paket pelanggan tiba secara aman dan tepat waktu. Dewi Rakta Sari telah bekerja sebagai frontliner di hub Lazada di Padalarang selama tiga tahun terakhir ini. Tidak pernah menyangka dirinya akan terjun ke sektor pekerjaan yang masih didominasi laki-laki, Dewi bersyukur diberi kesempatan menikmati pekerjaan yang kini ia pun sudah merasa nyaman menjalaninya.
“Sebagai frontliner perempuan di Lazada yang juga ibu rumah tangga, selain mendapatkan penghasilan yang cukup, saya juga masih bisa mengatur waktu untuk bisa mengantar anak ke sekolah serta mengurus rumah dan keluarga,” tutur Dewi.
Teknologi cerdas yang ada di Lazada Logistics juga sangat membantu Dewi dalam mengidentifikasi alamat pembeli dengan mudah sehingga ia bisa mengantarkan paket dengan lebih cepat. “Ucapan terima kasih dan senyuman dari pelanggan yang saya antarkan paketnya selalu menjadi penyemangat kerja. Hal tersebut juga yang membuat saya merasa menjadi bagian penting dari Lazada dan berharap masih bisa bersama Lazada dalam waktu lama. Saya berharap dengan bekerja di Lazada, saya dan suami bisa membeli rumah dari hasil penghasilan kami di Lazada,” tambah Dewi yang kini suaminya pun mengikuti jejaknya sebagai frontliner di Lazada Logistics.
“Semangat juang dari para pahlawan ekonomi digital inilah yang selalu menginspirasi kami untuk bisa terus mengembangkan ekosistem dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siapa pun yang mau berusaha di dalam ekonomi digital ini. Kami mengundang talenta-talenta yang ada di Indonesia untuk bergabung dalam ekosistem kami dan menjadi #PahlawanEkonomiDigital selanjutnya!,” tutup Ferry.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: