Originator kemudian menjual portofolio tersebut kepada emiten yang akan menciptakan sekuritas yang dapat diperdagangkan. Sekuritas yang dibuat mewakili saham dalam aset dalam portofolio. Investor akan membeli sekuritas yang dibuat untuk tingkat pengembalian tertentu.
Seringkali portofolio referensi dibagi menjadi beberapa bagian yang berbeda, yang disebut tranche. Tranches terdiri dari aset individu yang dikelompokkan berdasarkan berbagai faktor, seperti jenis pinjaman, tanggal jatuh tempo, suku bunga, dan jumlah sisa pokok.
Akibatnya, setiap tahapan membawa tingkat risiko yang berbeda dan menawarkan hasil yang berbeda. Tingkat risiko yang lebih tinggi berkorelasi dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, peminjam yang kurang memenuhi syarat dari pinjaman yang mendasarinya dikenakan biaya, dan semakin tinggi risikonya, semakin tinggi tingkat pengembalian potensial.
Mortgage-backed security (MBS) adalah contoh sempurna dari sekuritisasi. Setelah menggabungkan hipotek menjadi satu portofolio besar, penerbit dapat membagi kumpulan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil berdasarkan risiko default yang melekat pada masing-masing hipotek. Porsi yang lebih kecil ini kemudian dijual kepada investor, masing-masing dikemas sebagai sejenis obligasi.
Dengan membeli sekuritas, investor secara efektif mengambil posisi pemberi pinjaman. Sekuritisasi memungkinkan pemberi pinjaman atau kreditur asli untuk menghapus aset terkait dari neraca.
Dengan lebih sedikit kewajiban pada neraca, mereka dapat menanggung pinjaman tambahan. Investor mendapat untung karena mereka memperoleh tingkat pengembalian berdasarkan pembayaran pokok dan bunga terkait yang dilakukan atas pinjaman dan kewajiban yang mendasarinya oleh debitur atau peminjam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: