Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalanan Sepi Bak Kota Mati, Ada Apa dengan Myanmar?

Jalanan Sepi Bak Kota Mati, Ada Apa dengan Myanmar? Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kota-kota di Myanmar mendadak sepi pada Jumat (10/12). Masyarakat  menutup bisnis dan mengosongkan jalan-jalan kota-kota di seluruh negeri.

Aksi tersebut menjadi bagian dari cara baru rakyat untuk melawan junta militer.

Negara di  Asia Tenggara itu telah berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari. Pemantau lokal mengucapkan, ekonomi lumpuh dan lebih dari 1.300 orang tewas oleh pasukan keamanan.

“Jalan-jalan di pusat kota Yangon - pusat komersial Myanmar - sepi, tanpa pedagang kaki lima dan sedikit lalu lintas,” kata koresponden AFP.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Junta Myanmar Tiba di Kamboja, Beri Hun Sen Surat Berisi...

Pagoda Shwedagon yang terkenal, sebuah situs Buddhis yang biasanya ramai dengan pengunjung dan peziarah, juga sepi.

“Restoran, pertokoan, dan pasar induk semua tutup,” kata warga kota kedua Mandalay tanpa menyebut nama.

Dia menambahkan sejak pagi tidak ada pedagang kaki lima, tidak ada pejalan pagi.

Gambar di media lokal juga menunjukkan jalan-jalan kosong di tenggara kota Mawlamyine dan di kota-kota di wilayah utara Sagaing.

Kedutaan Besar AS di Yangon menyarankan warganya untuk menjauh dari jalan-jalan pada hari Jumat.

Hal tersebut demi  menghindari meningkatnya risiko kekerasan oleh pasukan keamanan terhadap pertemuan atau protes apa pun.

Baca Juga: Alert! Junta Myanmar Membantai 11 Warga Sipil dan Membakarnya Hidup-hidup

Demonstrasi massal mengguncang kota-kota besar dan kecil di Myanmar segera setelah kudeta.

Aksi itu disambut oleh tindakan keras yang brutal dan tidak pandang bulu oleh militer.

Mereka yang masih turun ke jalan untuk memprotes sekarang melakukannya dalam flashmob yang lebih kecil yang berlangsung hanya beberapa menit untuk menghindari penangkapan.

Tentara Myanmar menabrakkan mobil ke salah satu unjuk rasa semacam itu di Yangon Minggu lalu, menewaskan lima orang, menurut media lokal.

Junta mengatakan hanya tiga pengunjuk rasa yang terluka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: