Data migration adalah proses mentransfer data dari satu sistem penyimpanan atau lingkungan komputasi ke tempat lainnya.
Ada banyak alasan perusahaan Anda mungkin perlu melakukan proyek data migration. Misalnya, Anda mungkin sedang mengganti server atau perangkat penyimpanan, mengonsolidasikan atau bahkan menonaktifkan pusat data. Data migration juga merupakan langkah penting dalam keseluruhan proses migrasi infrastruktur TI lokal ke cloud computation environment.
Baca Juga: Apa Itu Microformats?
Entah data itu dipindah ke public cloud, private cloud, hybrid cloud, atau multicloud environment, Anda harus tetap menemukan metode migrasi data yang aman, hemat biaya, dan efisien ke lokasi penyimpanan barunya.
Jenis-Jenis Data Migration
Ada banyak keuntungan bisnis untuk meningkatkan sistem atau memperluas pusat data ke cloud. Bagi banyak perusahaan, ini adalah evolusi yang sangat alami. Perusahaan yang menggunakan cloud berharap mereka dapat memfokuskan staf mereka pada prioritas bisnis, mendorong pertumbuhan top-line, meningkatkan kecekatan, mengurangi pengeluaran modal, dan hanya membayar apa yang mereka butuhkan sesuai permintaan. Namun, jenis migrasi yang dilakukan akan menentukan seberapa efisien pekerjaan staf TI agar dapat melakukan pekerjaan lainnya.
Pertama, mari kita kenali jenis-jenis data migration:
1. Store Migration
Proses ini memindahkan data dari array yang ada ke array yang lebih modern yang memungkinkan sistem lain untuk dapat mengaksesnya. Store migration menawarkan kinerja yang jauh lebih cepat dan penskalaan yang lebih hemat biaya sekaligus dapat mengaktifkan fitur data management yang diharapkan seperti kloning, snapshot, serta backup dan disaster recovery.
2. Cloud Migration
Ini merupakan proses pemindahan data, aplikasi, atau elemen bisnis lainnya dari pusat data lokal ke cloud atau dari satu cloud ke cloud lainnya. Dalam banyak kasus, ini juga memerlukan proses store migration.
3. Application Migration
Proses ini merupakan pemindahan program aplikasi dari satu environment ke environment lain. Application migration juga memungkinkan kita untuk memindahkan seluruh aplikasi dari pusat TI lokal ke cloud, berpindah antar cloud, atau sekadar memindahkan data dasar aplikasi ke bentuk aplikasi baru yang di-hosting oleh software provider.
Perencanaan dalam Melakukan Data Migration
Data migration melibatkan 3 langkah dasar:
- Mengekstrak data;
- Mengubah data;
- Memuat data.
Memindahkan data penting atau sensitif dan menonaktifkan sistem lama dapat membuat pemangku kepentingan menjadi gelisah. Anda dapat menemukan banyak contoh data migration plan di website. Misalnya, Data Migration Pro, komunitas spesialis data migration memiliki daftar komprehensif dan menguraikan proses 7 fase yang meliputi:
- Pramigrasi, yaitu mengevaluasi data yang dipindahkan untuk stabilitas;
- Inisiasi proyek, dengan mengidentifikasi dan memberi penjelasan singkat kepada pemangku kepentingan utama;
- Analisis lanskap, yaitu menetapkan proses manajemen aturan kualitas data yang kuat dan memberi tahu bisnis tentang tujuan proyek, termasuk mematikan sistem lama;
- Desain solusi, yaitu menentukan data apa yang akan dipindahkan, dan kualitas data tersebut sebelum dan sesudah pemindahan;
- Bangun & uji, yaitu mengkodekan logika migrasi dan uji migrasi dengan cermin lingkungan produksi;
- Jalankan & validasi, yaitu menunjukkan bahwa migrasi telah memenuhi persyaratan dan data yang dipindahkan dapat digunakan untuk penggunaan bisnis;
- Penonaktifan & pemantauan, yaitu mematikan dan membuang sistem lama.
Ini mungkin tampak seperti pekerjaan yang sangat berat, tetapi tidak semua langkah ini diperlukan untuk setiap proses migrasi. Setiap situasi sangat berbeda, dan setiap perusahaan memiliki pendekatan yang berbeda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: