Bagi Indonesia, kelapa sawit merupakan tulang punggung perekonomian dan berkontribusi besar terhadap segala aspek kehidupan. Kendati demikian, isu negatif dan mitos seputar industri sawit masih terus berkembang yang berpotensi merusak citra sawit di mata konsumen, khususnya generasi muda.
Melansir laman Palm Oil Indonesia, terdapat tiga mitos tentang sawit yang sering kali disebarluaskan oleh pihak antisawit.
Baca Juga: Perkebunan Sawit Indonesia Terbebas dari Pekerja Anak
Pertama, kelapa sawit sering kali dituduh sebagai tanaman yang tidak baik bagi lingkungan. Namun faktanya, kelapa sawit justru berkontribusi terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 62 persen. Sama halnya dengan tanaman lain, kelapa sawit juga memiliki fungsi membersihkan udara kotor dengan cara menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen untuk kehidupan di bumi.
Kedua, kelapa sawit merupakan penyebab deforestasi terbesar. Berdasarkan data, deforestasi dunia, sebelum tahun 1980 deforestasi global sudah mencapai 701 juta hektare dan pada periode 1990-2008 total deforestasi global seluas 239 juta hektare. Pemicu utama deforestasi global 1990-2008, yakni ekspansi areal peternakan sapi sebesar 24 persen, sedangkan ekspansi perkebunan kelapa sawit dunia hanya 2,3 persen.
"Hal tersebut membuktikan bahwa sawit penyebab deforestasi terbesar hanyalah hoaks semata," catat laman Palm Oil Indonesia.
Ketiga, perkebunan sawit hanya dimiliki korporasi. Faktanya, berkat petani sawit rakyat melalui perkebunan sawitnya, kini Indonesia berhasil menjadi negara produsen minyak sawit terbesar di dunia. Saat ini perkebunan sawit rakyat berkembang hingga luasnya mencapai 5,82 juta hektare atau pangsa mencapai 41 persen dari total luas perkebunan sawit nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: