Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian Kelautan dan Perikanan Pamerkan 2 Hidden Gem di Tidore Kepulauan

Kementerian Kelautan dan Perikanan Pamerkan 2 Hidden Gem di Tidore Kepulauan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menguak warisan budaya maritim dan bawah air Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. | Kredit Foto: Muhammad Syahrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Loka Riset Sumber Daya & Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Nia Naelul Hasanah mengatakan ada dua lokasi di Kota Tidore Kepulauan yang berpotensi menjadi pusat wisata maritim dan bawah air di Maluku Utara. Melalui serangkaian riset, ditemukanlah dua situs bawah air yakni Situs Soasio dan Situs Tongowai.

Pertama, kata Nia, adalah Situs Soasio terletak di Tanjung Soasio, dengan posisi tepat di seberang Benteng Tahula yang merupakan benteng pertahanan Spanyol yang digunakan hingga tahun 1662. Situs ini secara administratif bagian dari Kelurahan Soasio, Kecamatan Tidore.

Baca Juga: Menguak Warisan Budaya Maritim Tidore Kepulauan

"Situs bawah air Soasio berada di kedalaman 15m-20m. Jarak Situs Soasio sangat dekat dari jalan utama yaitu sekitar 100 m dan para penyelam dapat mengakses situs dengan mudah dengan beach entry dari area Langgar Kota Maalu di bawah Benteng Tahula, melalui Giant Step Diving dari area pemancingan warga, atau menggunakan perahu dari pelabuhan nelayan," jelas Nia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/12/2021).

Penelitian ini terlaksana melalui serangkaian riset; koordinasi dengan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan; wawancara; penyelaman SCUBA untuk mencari dan observasi lokasi kapal karam; pengangkatan, pengukuran, dokumentasi, desalinasi sejumlah sampel artefak; survei batimetri untuk memetakan kedalaman dan kontur dasar laut; survei kualitas air; hingga pemetaan spasial situs bawah air dan landmark sejarah maritim. 

Beberapa artefak ditemukan terkubur di dasar laut dan beberapa terletak di permukaan dasar laut yang ditutupi oleh terumbu karang.

Temuan sampel artefak keramik dari Soasio berupa fragmen piring dan mangkok keramik biru putih dari Tiongkok dari masa Dinasti Ming, yaitu dari masa pemerintahan Kaisar Wanli (1572-1620), 1 piring utuh bermotif flora fauna diproduksi di Swatouw, China Selatan masa Kaisar Wanli, dan 1 jenis keramik dari masa Kaisar Tianqi (1620-1627) bermotif seorang pemusik dengan alat musik tradisional yang biasanya diekspor oleh Tiongkok ke Jepang. Selain itu, terdapat keramik putih polos berbentuk mangkok dan piring.

Untuk Situs Tongowai, terang Nia, terletak di Kelurahan Tongowai, Kecamatan Tidore Selatan. Situs Tongowai terletak di kedalaman 30-42 m dengan visibility jernih 10-25 m. Temuan artefak berupa sebuah meriam dan sejumlah fragmen guci gerabah. Meriam besi yang tampak utuh ditemukan di kedalaman 37-42 m.

Meriam saat ini terkubur lebih dari setengah ukurannya dalam posisi miring sekitar 6o derajat dengan mulut meriam menghadap ke timur. Beberapa bagian meriam telah tertutup sedimen.

"Situs Tongowai sangat mudah diakses oleh penyelam dan dapat diakses dengan menggunakan perahu maupun langsung dengan Beach Entry dari belakang perumahan penduduk di Kelurahan Tongowai," ujar Nia.

Melalui temuan situs peninggalan bawah laut di Soasio dan Tongowai serta keberadaan beberapa landmark bersejarah di Tidore, serta situs pendaratan kapal Trinidad dan Victoria yang merupakan 2 dari 5 armada kapal Spanyol yang dipimpin Ferdinan Magellan dan Juan Sebastian Elcano dalam Ekspedisi Menjelajahi Bumi yang Pertama di Pantai Rum.

Semakin membuktikan secara fisik bahwa Kota Tidore berperan penting sebagai Kosmopolis Rempah Nusantara dan titik sentral dalam jaringan pelayaran dan perdagangan internasional di Jalur Rempah dan Jalur Sutra Laut yang menghubungkan dunia timur dan barat yang berkontribusi besar bagi sejarah maritim Indonesia dan dunia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: