Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keras! Korea Utara Minta 1,2 Juta Tentaranya Membela Kim Jong Un dengan Taruhan Nyawa

Keras! Korea Utara Minta 1,2 Juta Tentaranya Membela Kim Jong Un dengan Taruhan Nyawa Kredit Foto: KCNA
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Utara pada Kamis (30/12/2021) mendesak 1,2 juta tentaranya untuk bersatu di belakang pemimpin Kim Jong Un dan membelanya dengan nyawa mereka.

Peringatan itu muncul saat negara itu merayakan ulang tahun ke-10 kenaikan Kim menjadi panglima tertinggi militer. Dalam tajuk rencana yang panjang, surat kabar resmi Rodong Sinmun mengatakan bahwa komandan militer dan tentara Korea Utara harus menjadi “benteng yang tak tertembus dan dinding antipeluru dalam membela Kim dengan setia dengan nyawa mereka.”

Baca Juga: Dikritik hingga Pernah Dipenjara, Peniru Kim Jong Un Ngaku Masa Bodoh dengan Ancaman

Dilansir Associated Press, Kamis (30/12/2021), ini juga menyerukan untuk membangun militer yang lebih modern dan maju yang berfungsi sebagai “penjaga yang dapat diandalkan dari negara dan rakyat kita.”

Editorial itu mengatakan semua pasukan dan rakyat Korea Utara harus menjunjung tinggi kepemimpinan Kim untuk mendirikan negara sosialis yang kuat.

Korea Utara sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan berat propaganda serupa yang mendesak orang-orang untuk bersatu di belakang Kim di saat-saat sulit.

Beberapa ahli mengatakan Kim telah bergulat dengan momen terberat dari 10 tahun pemerintahannya karena pandemi virus corona, sanksi PBB, dan salah urusnya sendiri.

Pada hari Senin (27/12/2021), Kim membuka rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa untuk meninjau proyek-proyek masa lalu dan menentukan kebijakan utama untuk tahun depan.

Dalam pertemuan dua hari, Kim menetapkan strategi pembangunan yang tidak ditentukan untuk pembangunan pedesaan negara itu, sementara para peserta membahas anggaran tahun depan dan agenda lainnya, menurut media pemerintah.

Para pengamat mengatakan Korea Utara kemungkinan akan mengungkapkan sikap Kim tentang hubungan dengan Washington dan Seoul, diplomasi nuklir yang menemui jalan buntu dan kesulitan ekonomi pada akhir pertemuan pleno yang diharapkan akhir pekan ini.

Terlepas dari kesulitan saat ini, beberapa analis luar mempertanyakan cengkeraman kekuasaan Kim. Jabatan panglima tertinggi Kim di Tentara Rakyat Korea adalah jabatan tertinggi pertama yang diberikan kepadanya setelah kematian ayahnya Kim Jong Il pada tahun 2011.

Pemimpin saat ini memegang banyak posisi penting lainnya seperti sekretaris jenderal Partai Buruh dan ketua dari Komisi Urusan Negara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: