Kisah Perusahaan Raksasa: Honeywell, Konglomerat Teknologi yang Tumbuh dengan Banyak Merger
Bekas kantor pusat Honeywell berlokasi di Minneapolis, Minnesota tetapi setelah merger, kantor pusat dipindahkan ke Morristown, New Jersey. Pada penutupan bekas kantor pusat perusahaan, lebih dari 1000 karyawan menjadi pengangguran. Beberapa karyawan pindah ke kantor pusat baru di New Jersey dan bahkan ke lokasi lain perusahaan sementara yang lain pensiun. Saham perusahaan mengalami kerugian besar pasca merger dan tidak kembali ke level semula sampai tahun 2007.
Pada tahun 2002 Knorr-Bremse mengambil kepemilikan penuh atas usaha Honeywell di Brasil dan di Eropa. Pada tahun 2005, Honeywell mengakuisisi Noval plc seharga 1,2 miliar pound. Akuisisi terbaru perusahaan terjadi pada Juli 2015 di mana ia mengakuisisi Elster, sebuah perusahaan yang memproduksi meteran gas dan air serta perangkat kontrol. Honeywell terus mengembangkan operasinya secara agresif dan berjalan dengan sukses.
Mayoritas akuisisi Honeywell terdiri dari bisnis yang selaras dengan teknologi perusahaan yang ada. Sebagian besar perusahaan yang diakuisisi terintegrasi ke dalam tiga grup bisnis Honeywell, Performance Materials and Technologies dan Aerospace, Automation and Control Solutions. Mereka mengakuisisi perusahaan namun mempertahankan nama asli mereka.
Honeywell tidak aktif dalam pekerjaan sosial apa pun. Sebaliknya, Honeywell telah melanggar banyak undang-undang lingkungan yang harus dibayar oleh perusahaan. Perusahaan telah gagal dalam memperbaiki dan mencegah kebocoran polutan organik yang berbahaya dan juga melaporkan emisi bahan kimia mematikan seperti amonia, nitrogen oksida, asam sulfat, dan beberapa emisi lainnya secara tidak memadai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: