Teori kuantitas uang adalah tingkat harga umum barang dan jasa sebanding dengan jumlah uang beredar dalam suatu perekonomian. Teori ini awalnya dirumuskan oleh ahli matematika Polandia Nicolaus Copernicus pada tahun 1517.
Namun kemudian, teori ini dipopulerkan oleh ekonom Milton Friedman dan Anna Schwartz setelah penerbitan buku mereka, "A Monetary History of the United States, 1867-1960" pada tahun 1963.
Secara umum, teori kuantitas uang menjelaskan bagaimana peningkatan kuantitas uang cenderung menciptakan inflasi, dan sebaliknya. Jika jumlah uang dalam perekonomian berlipat ganda, semuanya sama, maka tingkat harga juga akan berlipat ganda.
Baca Juga: Apa Itu Teori Harapan?
Itu berarti konsumen akan membayar dua kali lipat untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Kenaikan tingkat harga ini pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi. Sebagaimana diketahui, inflasi adalah ukuran tingkat kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Teori kuantitas uang juga mengasumsikan bahwa kuantitas uang dalam suatu perekonomian memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat aktivitas ekonominya.
Jadi, perubahan jumlah uang beredar menghasilkan perubahan tingkat harga atau perubahan penawaran barang dan jasa, atau keduanya. Selain itu, teori tersebut mengasumsikan bahwa perubahan jumlah uang beredar adalah alasan utama perubahan pengeluaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: