Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Louis Dreyfus, Konglomerat Perdagangan Banyak Bidang dari Eropa

Kisah Perusahaan Raksasa: Louis Dreyfus, Konglomerat Perdagangan Banyak Bidang dari Eropa Kredit Foto: Louis Dreyfus Company
Warta Ekonomi, Jakarta -

Louis Dreyfus Company B.V. (LDC), juga disebut Louis-Dreyfus Group, adalah perusahaan dagang Prancis yang bergerak di bidang pertanian, pemrosesan makanan, pengiriman internasional, dan keuangan. Perusahaan memiliki dan mengelola dana lindung nilai, kapal laut, mengembangkan dan mengoperasikan infrastruktur telekomunikasi, dan juga terlibat dalam pengembangan, pengelolaan, dan kepemilikan real estat.

Konglomerat ini mengalami tahun buruk di 2020 dengan catatan finansialnya merosot. Pertumbuhan pendapatannya minus 16,7 persen di tahun itu menjadi 33,78 miliar dolar AS. Di Sisi lain, keuntungannya pun turun 35,2 persen menjadi 230 juta dolar AS setahun.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Northrop Grumman, Produsen Senjata dan Penyedia Teknologi Militer Global

Namun di sisi lain, aset perusahaan naik dari 18,44 miliar dolar AS di tahun 2019 menjadi 19,53 miliar dolar AS tahun berikutnya. 

Sejarahnya, Louis Dreyfus Pada tahun 1851, perusahaan ini didirikan di wilayah Alsace, Prancis oleh Leopold Dreyfus, anak Yahudi Alsatian Ashkenazi berusia 18 tahun dari seorang petani dari Sierentz, dengan nama ayahnya, Louis Dreyfus. Leopold membeli gandum dari petani lokal di Alsace dan diangkut ke Basel di Swiss, 13 kilometer (8 mil) jauhnya.

Leopold mengembangkan kekayaan saat masih remaja melalui perdagangan sereal lintas batas. Dia dengan cepat melakukan diversifikasi di seluruh pengiriman, manufaktur senjata, pertanian, minyak dan perbankan, sehingga mendirikan salah satu dinasti terkaya di Eropa.

Keturunannya masih memiliki perusahaan hingga hari ini. Pada awal abad ke-20, keluarga Louis-Dreyfus digambarkan sebagai salah satu dari "lima kekayaan terbesar Prancis". Namun, sebagai keluarga Yahudi selama Perang Dunia Kedua banyak aset keluarga disita oleh pemerintah Vichy dan beberapa anggota keluarga melarikan diri ke Amerika.

Cicit Léopold Louis-Dreyfus, Gérard Louis-Dreyfus, adalah ketua Louis Dreyfus Energy Services, anak perusahaan dari grup yang terlibat dalam perdagangan minyak mentah, investasi gas, dan infrastruktur. Gérard juga ayah dari aktris Amerika Julia Louis-Dreyfus, bintang pemenang Emmy dari Seinfeld dan Veep.

Cabang dinasti lainnya, yang berbasis di Paris, dipimpin oleh Robert Louis-Dreyfus (yang juga merupakan CEO Adidas) hingga kematiannya pada tahun 2009. Saat ini dipimpin oleh jandanya, Margarita Bogdanova Louis-Dreyfus, kelahiran Rusia.

Cabang ketiga dari bisnis keluarga dipimpin oleh Philippe Louis-Dreyfus (lahir 1945) dan terutama berkaitan dengan kegiatan industri lepas pantai dan operasi pengiriman barang.

Pada 11 Mei 2018, Louis Dreyfus Company menjual platform logamnya (LDC Metals, atau LDCM) ke NCCL Natural Resources Investment Fund. Harga akhir dari transaksi tersebut adalah US$466 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: