Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Varian Omicron Merebak, Industri Asuransi Tetap Pede Jalani 2022

Varian Omicron Merebak, Industri Asuransi Tetap Pede Jalani 2022 Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaku industri asuransi tetap optimistis untuk meningkatkan kinerja pada 2022 kendati pada awal tahun ini dihadapkan dengan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. 

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, varian ini memicu penambahan kasus sebesar 36.057 kasus per 6 Februari 2022. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan pihaknya tetap optimistis lantaran membandingkan kondisi peningkatan kasus Covid-19 pada awal tahun ini dengan mewabahnya varian Delta pada awal semester II/2021.

Baca Juga: Soal Sengketa Unit Link, AAJI Sarankan Nasabah Selesaikan Lewat LAPS SJK

Pada saat itu, jelas dia, penurunan kontribusi kanal distribusi keagenan di industri asuransi jiwa mendapatkan kompensasi dari kanal bancassurance. Pada saat yang sama, jelas dia, kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi asuransi kesehatan menopang penjualan produk asuransi jiwa. 

Dia meyakini bahwa pola bisnis serupa masih akan terjadi pada awal 2022 ini. Apalagi, tegasnya, mayoritas masyarakat juga semakin patuh terhadap imbauan pemerintah kendati telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster. 

“Kalau dikonsolidasikan (pendapatannya) naik tipis. Pola tidak akan berubah dengan situasi Omicron, karena masyarakat sudah aware,” ungkapnya. 

Kendati begitu, Togar mengakui bahwa penyebaran varian Omicron ini bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar modal dan pada akhirnya berdampak pada pengelolaan portofolio dan hasil investasi asuransi jiwa. 

“Kami berharap (Omicron) tidak berpengaruh ke kegiatan investasi di bursa,” ujarnya. 

Baca Juga: Polemik Tak Kunjung Usai, Ini Hal-hal yang Perlu Dipahami Soal Asuransi Unit Link

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) H.S.M. Widodo menegaskan bahwa pelaku industri asuransi sudah bisa mengantisipasi penyebaran wabah ini sehingga operasional perusahaan tidak terganggu. 

“Dari antisipasi, sekarang aktivasi WFH [work from home] jauh, jauh lebih mudah dan lancar sehingga tidak akan mempengaruhi operasional perusahaan,” jelasnya. 

Dia pun berharap penyebaran varian Omicron tidak berdampak dalam ke kinerja ekonomi nasional, seperti sebelumnya saat penyebaran varian Delta. 

Di sisi lain, Widodo menilai bahwa saat ini tingkat vaksinasi yang ada bisa juga mencegah fatality rate sehingga lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: