Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerjanya Dikritik Jubir Partai Ummat, Begini Jawaban Mengejutkan Densus 88 Antiteror

Kinerjanya Dikritik Jubir Partai Ummat, Begini Jawaban Mengejutkan Densus 88 Antiteror Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi -

Densus 88 Antiteror buka suara ihwal kritik yang disampaikan Juru Bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya.Mustofa meminta kinerja Densus 88 Antiteror dalam menangkap terduga teroris dievaluasi.

Hal ini disampaikan usai kader Partai Ummat berinisial RH ditangkap sebagai terduga teroris di Bengkulu.

Baca Juga: Partai Ummat Minta Densus 88 Dievaluasi, Langsung Dibalas: Penangkapan Teroris Tidak Melihat Status!

Menyikapi kritik itu, Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Anti-teror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan penegakan hukum yang dilakukan pihaknya tanpa pandang bulu.

"Jadi, sama seperti tersangka tindak pidana terorisme yang lain, Densus 88 tidak pernah melihat status seseorang," ujar Aswin dalam keterangannya, Selasa (15/2/2022).

Aswin mengatakan penegakan hukum didasari alat bukti yang dapat menunjukkan keterkaitan seseorang dengan jaringan atau kelompok terorisme tertentu. Terlebih, kinerja yang dilakukan aparat kepolisian juga diawasi secara ketat oleh pihak internal maupun eksternal.

"Polri memiliki perangkat-perangkat pengawas terhadap kinerja Densus 88. Demikian pula eksternal, berbagai stakeholder terkait, termasuk Komnas HAM hingga lembaga peradilan yang menyidangkan kasus-kasus terorisme yang ditangani oleh Densus 88," jelasnya.

Sebelumnya, Densus meringkus tiga tersangka terorisme di wilayah Bengkulu pada Rabu (9/2/2022) lalu. Ketiganya disebut telah berbaiat ke jaringan Jamaah Islamiyah (JI) sejak 1999.

Salah satu terduga terorisme yang ditangkap merupakan kader dari DPW Partai Ummat. Sebelumnya, Jubir Partai Ummat Mustofa mengatakan Densus 88 Antiteror memiliki kiprah yang tidak baik dalam menangkap teroris sehingga meminta pemerintah mengevaluasi kinerjanya.

"Melihat track record Densus 88 di dalam proses penangkapan terduga teroris yang tidak baik, kami mengusulkan pemerintah mengevaluasi prosedur bekerja Densus, sehingga tidak menjadi teror bagi masyarakat," ujar Mustofa, Minggu (13/2/2022).

Mustofa kemudian menyinggung pernyataan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) yang baru-baru ini minta maaf perihal daftar ratusan pesantren yang terafiliasi ISIS.

Baca Juga: Banyak Kesaksian Sebut FPI Ada Keterkaitan ke ISIS, Rizieq Shihab Langsung Disuruh Diperiksa!

"Apalagi kemarin baru saja BNPT meminta maaf atas tidak akuratnya informasi ratusan pesantren yang dilabeli terafiliasi ISIS. Jangan sampai penangkapan ini pun menjadi bentuk teror baru," tuturnya.

Kemudian ia juga menyinggung penangkapan Munarman. Ia menilai terdapat paksaan dalam penangkapan tersebut. Oleh karena itu, ia menilai Densus 'kurang profesional' dalam penangkapan Munarman.

"Bahkan, pada persidangan yang dialami Munarman, saya pun menangkap adanya kesan 'kurang profesionalnya' Densus. Sehingga ada kesan pemaksaan kehendak dalam kasus tersebut," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: