Kiprah Tiga Pendatang Baru Lembaga Inkubator LPDB-KUMKM Tahun 2022
Rita Apriyanti Staff dari Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang menjelaskan, bergabungnya Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM dalam rangka mendorong inkubasi kepada koperasi-koperasi di Indonesia.
Target dari Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang dalam program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2022 ialah dapat memfasilitasi 20 koperasi untuk mengikuti kegiatan inkubasi dan terdapat 7 buah proposal dari koperasi yang lolos tahapan tata usaha LPDB-KUMKM.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Jateng Permudah Akses Perizinan bagi Industri dan Pelaku UMKM
Rita menjelaskan, dalam menjaring koperasi potensial, pihaknya melakukan upaya dengan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi UKM Provinsi dan Dinas Koperasi UMKM Kota/Kabupaten serta Dekopin. Selain itu, melakukan jumput bola dengan menghubungi langsung, dengan memberikan informasi program inkubator wirausaha.
Harapannya, mampu menjaring koperasi sebanyak-banyaknya agar bisa memilih koperasi yang memiliki potensi dan bisa menyejahterakan anggotanya maupun masyarakat secara luas.
"Tata kelola bisnis koperasi yang belum baik secara umum, dapat didampingi model pembelajaran mentoring dengan koperasi yang sudah dikelola secara baik. Namun, juga perlu diawali dengan pemahaman tentang kelembagaan Koperasi yang berbeda dengan lembaga bisnis yang bukan koperasi," kata Rita.
Alif Learning Center (ALEC)
ALEC merupakan lembaga Inkubator pertama yang memiliki badan hukum koperasi. ALEC sendiri menjalankan pelatihan agribisnis dengan nilai-nilai syariah, kualitas produk dengan edukasi pertanian berstandar Internasional, pemberdayaan masyarakat, dan kepastian adanya offtaker. Model bisnis Inkubator ini ialah Integrated Farming with Technology and Information (Infratani), packing house, dan platform virtual market Alifmart yang merupakan upaya mendorong ketahanan pangan berbasis kemandirian ekonomi pondok pesantren.
Inkubator ALEC telah berdiri dan terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM sejak bulan September 2021. Inkubator ALEC melakukan kerja sama tidak hanya dengan pasar nasional, tetapi juga edukasi pertanian dari lembaga internasional sehingga pelaksanaan kegiatan inkubasi akan menghasilkan produk-produk pertanian berstandar internasional.
Terbukti, selama ini Kopontren Al-Ittifaq telah membantu memasarkan produk pertanian dengan menggunakan konsep (B2B) business to business dengan berbagai modern market mulai dari Superindo, Yogya, AEON, Pasar Induk, hingga sektor hotel, catering, dan restoran.
Adapun fokus kegiatan program inkubasi tahun 2022, ALEC akan fokus melakukan inkubasi agribisnis terhadap 50 tenant dengan fokus produk adalah pertanian. Inkubasi akan dilakukan dua (2) batch dengan masing-masing batch akan berlangsung tiga (3) bulan untuk 25 tenant. ALEC melaksanakan inkubasi tidak tertutup dengan melibatkan lingkungan Koperasi atau Pondok Pesantren, tetapi juga melibatkan masyarakat sekitar sehingga ekonomi masyarakat turut terberdayakan dan memberikan kepastian adanya offtaker bagi tenant mitra tanam pasca inkubasi yang menjadikan harga stabil.
Adapun target dari inkubator Alif Learning Center dapat menginkubasi sebanyak 50 tenant dan 20 tenant mendapatkan jumlah perjanjian kerja sama antara tenant dengan offtaker atau buyer. Silvie Fauziah Shiddiq Staff dari Lembaga Inkubator Alif Learning Center (ALEC) menjelaskan, bergabungnya ALEC dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM adalah untuk membantu para tenant (anggota koperasi) untuk meningkatkan usahanya dalam sektor pertanian.
Menurut Silvie, sebagai lembaga inkubator dari sektor pertanian bergabung dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM untuk mendorong dan membantu para tenant inkubasi menjalankan good agriculture practice dan good handling practice.
Supomo menambahkan, dengan bertambahnya tiga lembaga inkubator baru yang memiliki uniqe value masing-masing lembaga inkubator tersebut bisa memberikan pilihan bagi para koperasi dan startup untuk memilih lembaga inkubator yang sesuai dengan pola bisnis yang dijalankan.
"Dengan begitu, program inkubator wirausaha kami memiliki keragaman dan pilihan. Ke depan diharapkan koperasi bisa menjadi lembaga pembiayaan yang memberikan pembiayaan kepada startup sehingga tercipta ekosistem ekonomi yang saling menguntungkan dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi bisnis koperasi dan juga startup itu sendiri," kata Supomo.
Selain itu, dengan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM juga diharapkan menjadi akselerasi pertumbuhan wirausaha baru di Indonesia. "Pertumbuhan rasio kewirausahaan harus terus ditingkatkan agar Indonesia menjadi negara maju, upaya ini yang LPDB-KUMKM terus lakukan," pungkas Supomo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum