Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ikut Berang dengan Invasi Rusia ke Ukraina, Korea Selatan Beri Serangan Telak!

Ikut Berang dengan Invasi Rusia ke Ukraina, Korea Selatan Beri Serangan Telak! Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Serangan telak dilakukan oleh Korea Selatan saat masuk ke dalam perang Rusia dan Ukraina.

Diketahui, Korea Selatan akan ikut memberi serangan terhadap sekutu Rusia, Belarusia, melalui pengendalian ekspor.

Baca Juga: Sudah 11 Hari Perang Rusia dan Ukraina Berkecamuk, Pengunsi Ukraina Capai 1,5 Juta Jiwa!

Belarusia sendiri menjadi sekutu dari Rusia, dan mendukung pasukan Vladimir Putin dalam melakukan invansi ke Ukraina.

Hal itulah yang membuat pihak Korea Selatan ikutan berang, dan akan memberikan batasan pengendalian ekspor ke Belarusia.

Hanya saja, seperti laporan dari Reuters pada Minggu (6/3), Korea Selatan tidak memberikan detail lebih lanjut terkait langkah apa saja yang akan diambil dalam memberikan hukuman kepada Belarusia.

Namun, pihak Korsel mengatakan bila kebijakan tersebut akan diterapkan dalam cara yang mirip dengan apa yang telah mereka berikan terhadap Rusia.

Seperti diketahui sebelumnya, Seoul mengutuk Moskow dan menyebut Rusia telah melakukan invasi bersenjata ke Ukraina.

Pihak Korsel pada Februari mengatakan akan memperketat kontrol ekspor terhadap Rusia dengan melarang pengiriman barang-barang strategis.

Korsel juga bergabung dengan negara-negara Barat untuk menutup akses sejumlah bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

"Pemerintah Korsel memutuskan untuk mengimplementasikan kebijakan pengendalian ekspor terhadap Belarusia, mengingat mereka secara efektif mendukung invasi Rusia atas Ukraina," demikian pernyataan Korsel.

Hal itu pun membuat Duta Besar Rusia untuk Korea Selatan, Andrey Kulik, menyesalkan sanksi-sanksi yang diberlakukan oleh Negeri Ginseng tersebut.

Baca Juga: Presiden Ukraina Jadi Incaran Pasukan Elite Rusia, SAS dan Navy Seals Siap-siap!

Dirinya menuding langkah itu diambil Korsel karena Seoul mendapat tekanan kuat dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat mitranya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: