Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pada Rabu (16/3) memimpin groundbreaking pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Jawa Barat. Turut mendampingi Menteri, Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana, Wakil Bupati Karawang Aep Saepulloh, dan Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Subagjo.
Pabrik Katalis Merah Putih merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel sehingga berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi dan turut mengurangi emisi GRK serta bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: PT KAI Gandeng Pertamina Kembangkan EBT
"Katalis-katalis yang ada sekarang saya yakini hanya permulaan saja. karena ini hanya merupakan inisiasi yang memang diperlukan untuk industri kita. Kami juga berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia, dan itu memang dibutuhkan upaya-upaya bagaimana meningkatkan kualitas produk-produknya, mampu berkompetisi di dunia internasional sehingga pabrik ini mungkin menjadi lebih besar ke depan," jelas Arifin, dilansir dari laman resmi esdm.go.id pada Selasa (22/3).
Perlu diketahui, saat ini Indonesia hanya memiliki satu pabrik katalis dengan lisensi Jerman sehingga terjadi keterbatasan pemenuhan katalis nasional. Berdasarkan catatan yang ada, nilai kebutuhan katalis di Indonesia saat ini mencapai sekitar US$500 juta, dan diproyeksi meningkat dengan CAGR 6 persen. Angka ini menunjukkan hampir seluruh kebutuhan nasional diimpor dari luar negeri.
Volume kebutuhan katalis di Indonesia untuk Industri Petrokimia sebesar 1.500 ton/tahun; oleokimia sebesar 800 ton/tahun; dan untuk industri refinery sebesar 18.000 ton/tahun.
Pabrik katalis merah putih yang diberi nama PT Katalis Sinergi Indonesia (PT KSI) ini didirikan pada 30 Desember 2020 dalam rangka komersialisasi katalis Merah Putih dan mencukupi kebutuhan katalis untuk pengembangan green fuel.
Perkiraan investasi yang dibutuhkan sekitar Rp286 miliar dengan kapasitas terpasang sebesar 800 ton/tahun dan berlokasi di Kawasan Industri Cikampek. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai dalam waktu 13 bulan dan diharapkan pada tahun 2023 mendatang dapat segera berproduksi untuk memenuhi kebutuhan katalis nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum