Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Bersih Mark Dynamics Melonjak 172% Jadi Rp392 M, Begini Kata Sang Dirut

Laba Bersih Mark Dynamics Melonjak 172% Jadi Rp392 M, Begini Kata Sang Dirut Kredit Foto: Taufan Sukma

Sentimen positif yang mendorong pertumbuhan bisnis perseroan di tahun 2021 ini adalah meningkatnya kesadaran akan kesehatan terutama dengan adanya pendemi Covid-19 di seluruh dunia.

Malaysian Rubber Glove Manufacturers Association (MARGMA) meyakini bahwa permintaan sarung tangan di tingkat global selama pandemi tumbuh antara 25% sampai dengan 35%, sehingga permintaan sarung tangan dunia telah melebihi kapasitas produksi yang tersedia. 

Hal ini mengakibatkan cukup pesatnya pertumbuhan pabrik sarung tangan di Malaysia, Thailand dan China dan diperkirakan permintaan akan tetap terjadi pada semester 2022 (2Q22). 

Baca Juga: Mitratel Optimis Pendapatan Bakal Lompat Melampaui Industri di Tahun Ini

Dikarenakan meningkatnya kesadaran akan kesehatan masyarakat global, diperkirakan pada masa endemi permintaan akan tumbuh antara 12% sampai dengan 15%. Angka ini lebih besar dari masa pertumbuhan sebelum masa pandemi di angka 10%. 

Penggunaan sarung tangan juga semakin meningkat untuk industri Medical, Food and Beverage (F&B), dan Aviation di negara-negara berkembang. Peningkatan ini akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan bisnis perseroan.

Kondisi ini juga mendukung keberhasilan MARK melakukan penetrasi pasar serta meningkatkan kapasitas produksi, sehingga apa yang sudah ditargetkan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 

Baca Juga: Ekspor Indonesia Masih Tersandera Komoditas, Kondisi Ini Dinilai Tak Bagus

“Dengan optimisme serta kerjasama yang baik diseluruh lini manajemen target penjualan konsolidasi  Rp  1,1 Triliun dengan laba bersih bisa mencapai sekitar Rp 392 Milyar di akhir tahun 2021 ini sudah tercapai.”, kata Ridwan Goh Presiden Direktur MARK. 

Dengan pencapaian tersebut , perseroan akan akan terus menjaga pertumbuhan usaha. “Di 2022 nanti, penjualan konsolidasi diprediksikan akan naik 30% dari 2021 yaitu menjadi Rp 1,474 Triliun dan bottom line sekitar Rp 450 Milyar”, tambah Ridwan Goh. 

Naiknya permintaan pasar dan guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, Perseroan berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru di desa Dalu, Tanjung Morawa.

Dengan beroperasinya pabrik ke-3 pada bulan Mei 2021, MARK dapat menambah kapasitas produksi secara bertahap hingga akhir Tahun 2021 menjadi sekitar 1,8 juta unit per bulan. Kapasitas produksi bahkan akan ditingkatkan hingga mencapai 2  juta unit per bulan pada awal Tahun 2022.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: