Bagaimana Para Oligarki Rusia Bisa Menjadi Begitu Kuat? Ini Jawabannya
Amerika Serikat dan sekutunya mengejar aset miliarder Rusia atau para oligarki sebagai bagian dari sanksi yang akan menyakiti Vladimir Putin.
Oligarki adalah lusinan orang Rusia yang sangat kaya yang merencanakan dan menipu cara mereka untuk mengendalikan industri Rusia yang paling menguntungkan. Istilah "oligarki" diciptakan oleh Aristoteles, tetapi menjadi populer pada 1990-an, ketika segelintir pengusaha dan penipu mengambil keuntungan dari privatisasi ekonomi Uni Soviet yang tiba-tiba untuk membeli sumber daya alam dan aset yang sebelumnya dikuasai negara, menggunakan lelang yang dicurangi dan trik lainnya.
Baca Juga: Ada Pesan Tulus dari Oligarki Roman Abramovich: Ingin Perang Segera Berakhir karena...
Beberapa bahkan mengambil alih perusahaan berdasarkan dokumen kepemilikan yang mereka buat di printer rumahan. Generasi pertama yang paling menonjol yakni Roman Abramovich, Mikhail Khodorkovsky, Boris Berezovsky, dan empat lainnya menjadi pialang kekuasaan utama negara itu, yang pada dasarnya membeli kemenangan pemilihan Presiden Boris Yeltsin tahun 1996 untuknya.
Vladimir Putin menggantikan Yeltsin pada tahun 2000 sebagian melalui janji untuk "menghilangkan oligarki sebagai kelas," tetapi itu tidak terjadi.
Sebagaimana dilansir The Week, Senin (4/4/2022) sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional yang berbasis di AS menemukan bahwa elit terkaya Rusia memiliki setidaknya $800 miliar yang disimpan di luar negeri --kira-kira sama dengan total kekayaan 144 juta orang Rusia yang tersisa.
Apa yang dilakukan Putin?
Mantan perwira KGB itu merebut kendali atas perusahaan dan kekayaan Rusia dari tujuh oligarki terbesar. Dia memicu penuntutan dan pemenjaraan taipan minyak Khodorkovsky dan memaksa dua orang lainnya, Vladimir Gusinsky dan Berezovsky, ke pengasingan.
Dengan menggunakan kontrak negara seperti perdikan, Putin menyusun kelas oligarki baru yang lebih dikontrol ketat dari teman-teman lama St. Petersburg, sesama alumni KGB, dan anggota siloviki lainnya --negara elit keamanan, polisi, dan militer.
Pada tahun 2009, menurut sebuah makalah yang diterbitkan oleh perusahaan intelijen Stratfor, 78 persen pemimpin bisnis dan pemerintah Rusia memiliki hubungan dengan organ keamanan, termasuk FSB, badan penerus KGB. Kelompok ini sangat setia kepada Putin, sebagian besar berbagi dendamnya tentang eksperimen Rusia yang gagal dengan liberalisasi ekonomi dan paranoianya tentang Barat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: