Kisah Perusahaan Raksasa: Kansai Electric, Ulitilitas Energi Regional yang Tembus Pasar Global
Pada tahun 1984 Kansai Electric dianugerahi Penghargaan Demming bergengsi oleh Asosiasi Kontrol Kualitas di Amerika Serikat dan Jepang untuk kinerja program Kontrol Kualitas Total (seluruh perusahaan). Kansai Electric adalah EPC pertama yang dianugerahi hadiah tersebut dan perusahaan bermaksud untuk mengembangkan aktivitas peningkatan kualitasnya lebih lanjut.
Kansai Electric terus menaruh minat pada masalah lingkungan, dan pada bulan April 1991 menyelenggarakan Konferensi Pengembangan Proyek Lingkungan Global, yang diketuai oleh presiden perusahaan. Konferensi tersebut mengadopsi rencana empat poin untuk terus menangani masalah lingkungan, dan juga baru-baru ini membuat beberapa kemajuan di bidang pengurangan emisi dari pembangkit listrik tenaga panas.
Pada awal 2000-an, perusahaan menghadapi janji peningkatan persaingan, deregulasi masa depan, dan ketidakpastian mengenai ekonomi Jepang. Oleh karena itu, ia meluncurkan rencana pengelolaan yang berfokus pada langkah-langkah berikut: meningkatkan sifat kompetitifnya; meningkatkan layanan pelanggan secara keseluruhan; mengembangkan produk baru, termasuk peralatan listrik baru; dan melanjutkan penekanannya pada masalah lingkungan global, pengendalian emisi, energi hijau, dan daur ulang. Sebagai salah satu utilitas listrik regional asli Jepang, Kansai Electric berada di posisi yang tepat untuk menghadapi rintangan di masa depan secara langsung.
Wilayah Kansai adalah kawasan industri terbesar kedua di Jepang, dan pada waktu normal, wilayah ini paling bergantung pada nuklir. Sebelum bencana nuklir Fukushima, sekelompok 11 reaktor nuklir --di utara kota-kota besar Osaka dan Kyoto-- memasok hampir 50 persen listrik di kawasan itu. Hingga Januari 2012, hanya satu dari reaktor tersebut yang masih beroperasi. Pada Maret 2012, reaktor terakhir dilepas dari jaringan listrik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: