Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkeu: Ekspor Indonesia Tumbuh Kuat dan Berkualitas, Perang Rusia-Ukraina Tak Menghambat

Kemenkeu: Ekspor Indonesia Tumbuh Kuat dan Berkualitas, Perang Rusia-Ukraina Tak Menghambat Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay

Saat ini, pemerintah telah menggalakkan ekspor yang bernilai tambah tinggi dengan hilirisasi SDA Indonesia. Beberapa contoh produk tersebut adalah besi, baja, dan feronikel sebagai olahan mineral kini mulai menopang ekspor Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat. Prioritas hilirisasi SDA Pemerintah adalah tambang dan mineral (nikel hidrat, besi dan baja), CPO (margarin, sabun mandi), migas dan Batubara (etilena, propilena, dan lain-lain).

Sementara itu, kinerja impor Indonesia juga meningkat tajam, terutama untuk memenuhi kebutuhan produktif. Pada bulan Maret 2022 impor bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi mengalami pertumbuhan positif dibandingkan bulan yang sama tahun lalu secara berurutan masing-masing 31,53% (yoy), 30,12% (yoy), dan 26,01% (yoy). Impor bahan bahan baku dan barang modal meningkat sejalan dengan PMI Indonesia yang masih ekspansif.

Baca Juga: Menko PMK: Neraca Dagang Indonesia Bulan Maret 2022 Kembali Surplus yang Cukup Besar

"Peningkatan impor bahan baku dan barang modal mengindikasian semakin pulihnya aktivitas industri dalam negeri. Sementara peningkatan impor barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat," kata Febrio. 

Pada bulan Maret 2022 impor tercatat USD 21,97 miliar, naik sebesar 30,85% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Baik impor migas dan non migas pada bulan Maret 2022 mengalami penguatan terhadap bulan Februari 2022. Impor migas tumbuh 53,22% (yoy) disusul oleh impor non migas yang tumbuh sebesar 27,34% (yoy). Nilai impor migas tahun 2022 diperkirakan masih akan terus menguat seiring dengan ekskalasi tensi geopolitik yang berkontribusi pada peningkatan harga komoditas impor.

Dengan kinerja ekspor dan impor yang sangat baik, neraca perdagangan pada bulan Maret 2022 mengalami surplus sebesar USD4,53 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus USD3,83 miliar. Kondisi ini melanjutkan trend surplus selama 23 bulan berturut-turut. Selama triwulan I 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar USD9,32 miliar meningkat sebesar 68,78% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun 2021 yang tercatat sebesar USD5,52 miliar. Kinerja neraca perdagangan yang masih menguat diperkirakan akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2022. 

Baca Juga: Wamenlu : Perang Rusia Ukraina Dapat Mempengaruhi Ekspor Impor Indonesia

Meski ekspor diprediksi masih kuat ke depan dan berkontribusi positif pada perekonomian, Pemerintah akan terus mewaspadai dampak kenaikan harga komoditas global ke ekonomi domestik secara umum. Kenaikan harga komoditas global mendorong naiknya harga-harga di level domestik, terutama ke harga-harga bahan baku. Kenaikan harga ini salah satunya akan berdampak pada belanja pemerintah terutama untuk subsidi energi dan kompensasi BUMN. Pemerintah juga telah dan akan terus menyalurkan anggaran perlindungan sosial untuk melindungi daya beli masyarakat khususnya yang miskin dan rentah ke depan.

Ke depan, diperkirakan harga komoditas masih akan mengalami peningkatan, sehingga pemerintah akan terus memantau dan memitigasi perkembangan tersebut agar APBN 2022 dapat tetap sehat dan berkelanjutan. 

"Saat ini banyak negara di seluruh Dunia menerima akibat yang signifikan dari tensi geopolitik melalui transmisi harga komoditas. Pemerintah akan terus meningkatkan upaya antisipasi dari dampak peristiwa ini termasuk melalui kerja sama di tingkat global agar momentum pemulihan bersama dan lebih kuat tetap dapat dicapai," tutup Febrio. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: