Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas Persaudaraan Gorontalo, Rachmat Gobel: Walau Berbeda Partai Politik, Kita Harus Bersatu!

Bahas Persaudaraan Gorontalo, Rachmat Gobel: Walau Berbeda Partai Politik, Kita Harus Bersatu! Kredit Foto: DPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI dari daerah pemilihan Gorontalo, Rachmat Gobel mengingatkan tentang hakikat persaudaraan warga Gorontalo.

“Walau kita berbeda partai politik, kita harus bersatu. Karena jika diurut-urut pasti kita akan ketemu bahwa kita memiliki pertalian kekerabatan, bahwa kita benar-benar bersaudara,” katanya, Selasa, 26 April 2022.

Baca Juga: Tinjau Proyek Statregis Nasional Gorontalo, Rachmat Gobel: Bendungan Bulango Ulu akan Perkuat Pangan

Hal itu ia sampaikan saat berbicara di hadapan para ketua dan pimpinan partai politik di Provinsi Gorontalo saat berbuka puasa bersama di kediaman Gobel. Usai berbuka puasa, mereka Sholat Magrib berjamaah dan berbincang-bincang. Mereka berasal dari Partai Nasdem, PDIP, PKS, PKB, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, dan PPP. Di antara mereka ada yang benar-benar memiliki kesamaan nama marga, ikatan perkawinan, dan sebagainya.

Terjalinnya ikatan persaudaraan ini karena jumlah penduduk Gorontalo yang relatif sedikit, yaitu kurang dari 1,2 juta jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Gorontalo, yaitu sekitar 390 ribu jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Pohuwato masing-masing di kisaran 150 ribu jiwa.

Hanya Kota Gorontalo yang memiliki penduduk hampir 200 ribu jiwa. Dari enam daerah tersebut, hanya Boalemo dan Pohuwato yang secara geografis memiliki letak yang jauh. Adapun empat daerah lainnya masih saling berdekatan.

Gobel mengingatkan, di masa kerajaan, lima kerajaan membentuk ikatan persaudaraan melalui persekutuan Limo Lo Pohalaa atau Lima Kerajaan. Kelima kerajaan itu adalah Gorontalo, Limboto, Suwawa, Bolango, dan Atinggola. Namun di masa kolonialisme, Bolango melakukan hijrah karena menolak berada dalam cengkeraman penjajahan dengan pindah ke daerah pedalaman di Bolaang Mongondow. Kedudukan Bolango kemudian digantikan kerajaan Boalemo.

Baca Juga: DPO Sejak 2020, Begini Kata KPK Soal Lokasi Harun Masiku

“Karenanya, di masa lalu itu, kerajaan-kerajaan tersebut tak memiliki sejarah peperangan. Kerajaan tak memiliki benteng dan istana khusus, yang ada hanya aula besar tempat para pemimpin bermusyawarah dan tempat warga mengadu ke pemimpinnya,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: