Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memaknai Pendidikan dari Kisah Perempuan Tangguh Hutan Gunung Leuser

Memaknai Pendidikan dari Kisah Perempuan Tangguh Hutan Gunung Leuser Kredit Foto: Ratih Widihastuti Ayu

Sebab kata dia, memperbaiki kerusakan lingkungan tidak dapat terjadi dalam satu malam. Sehingga perlu, semua sisi untuk menjangkau dan terlibatkan dalam konservasi lingkungan ini.

Sudah seharusnya kata dia, masyarakat peka akan keadaan sekitarnya. Karena jika memang masyarakat sudah sejahtera dengan keberlangsungan hidupnya. Mereka pendatang pasti tidak ingin merusak yang sudah diwariskan dari lahir. 

Baca Juga: Gandeng Investor Demi Energi Hijau, B20 Indonesia Roadshow ke AS-Kanada

“Kalau mereka punya sumber pencaharian yang layak, ngapain ke hutan pasang jerat buat berburu hewan, menebang pohon itu merusak alam,” jelas Nayla.

Nayla menjelaskan konservasi lingkungan bukan hanya bidang kerja. Tetapi juga sebuah tanggung jawab sebagai manusia dan hak yang sudah di bawa sejak lahir yang harusnya jadi bagian nilai kehidupan di bawa di setiap langkah mereka berpijak.

“Konservasi lebih dari program dan kampanye, tetapi juga membongkar permasalahan dari akarnya terkait hilangnya identitas kita sebagai masyarakat asli karena penjajahan. Andai gak ada penjajahan dulu, maka mungkin nenek moyang kita tetap menjadikan hutan sebagai bagian dari hidupnya, bukan membabat hutan untuk jadi perkebunan tetapi sumber resapan,” jelasnya.

Menurut dia, pola perkebunan sudah dipelajari sejak zaman penjajahan, termasuk komoditas seperti karet dan kelapa sawit yang setelah itu jadi bagian penting kehidupan masyarakat indonesia. Dari dua komoditas itu merupakan ekspor terbesar Indonesia.

“Artinya hingga saat ini, masyarakat lebih punya pengetahuan menanam kelapa sawit dan karet daripada hal lain yang menjadi warisan nenek moyang," jelas dia.

Baca Juga: Siaga 24 Jam, Pertamina Pastikan Kebutuhan BBM dan LPG Selama Musim Mudik Lebaran Aman

Sehingga saat menggerakkan konservasi alam ini sangat penting dibutuhkan kerja di lapangan untuk meninjau langsung dengan bekerja sama dengan masyarakat untuk kembali belajar bersama cara untuk hidup harmonis dengan tidak merusak keberlangsungan hutan. Adapun cara yang ia lakukan untuk menyampaikan program-program konservasi alam dan pendidikan melalui perempuan lewat edukasi serta spiritual mereka.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Widihastuti Ayu
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: