Pemulihan Ekonomi Terus Menguat di Tengah Omicron dan Gejolak Geopolitik, Berikut Paparannya
Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Sementara itu, kenaikan harga pangan terutama didorong oleh minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, dan ikan segar. Hampir seluruh harga bahan makanan meningkat seiring dengan naiknya permintaan bahan makanan.
Pada komponen administered price, masih tingginya harga minyak mendorong naiknya harga energi nonsubsidi, seperti LPG 12kg dan Pertamax. Mobilitas yang tinggi terjadi seiring izin mudik Lebaran setelah dua tahun dilakukan pembatasan mobilitas, mendorong kenaikan tarif angkutan udara dan antarkota. Meskipun demikian, peningkatan laju inflasi ini masih terjaga di dalam rentang sasaran inflasi nasional, yaitu 2 hingga 4 persen dan sejalan dengan outlook Kementerian Keuangan.
Baca Juga: Kemenkeu: Peningkatan PMI Manufaktur Tunjukkan Efektivitas Bauran Kebijakan Penanganan Covid-19
Risiko pandemi dan peningkatan gejolak perekonomian global perlu terus diwaspadai dan diantisipasi. Masa liburan Lebaran 2022 menjadi tolok ukur dalam memperhitungkan kesiapan Indonesia dalam bertransisi menuju endemi. Disiplin protokol kesehatan serta keberlanjutan program vaksinasi masih akan berperan penting dalam menjaga stabilitas pemulihan ekonomi dalam jangka pendek.
Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung menambah potensi tekanan kepada harga komoditas global. Sementara tingkat inflasi yang tinggi di mayoritas negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter bank sentral utama dunia, khususnya The Fed.
Dalam mengantisipasi lonjakan harga yang tajam, Tim Pengendalian Inflasi Pusat menempuh berbagai upaya agar inflasi pada kisaran sasaran dengan tetap berfokus pada pemulihan ekonomi nasional. Mitigasi risiko terus dilakukan untuk mengantisipasi dampak rambatan akibat kenaikan harga komoditas global. Sinergi antarlembaga terus dilakukan untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.
Penguatan stabilitas laju pemulihan ekonomi merupakan prioritas pemerintah di tahun 2022. "Dalam mengantisipasi dinamika ke depan, APBN terus didorong sebagai shock absorber untuk tetap menjaga pemulihan ekonomi agar tetap berlanjut dan makin menguat, menjaga penangan kesehatan dan melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan, dan menjaga agar pengelolaan fiskal lebih sehat dan berkelanjutan dalam jangka menengah," tutup Febrio.
Upaya yang telah ditempuh saat ini adalah menjaga stabilitas harga dan penebalan bantuan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan antara lain pemberian insentif selisih harga migor curah dan kemasan sederhana dan BLT pangan untuk 20,65 juta KPM (penerima kartu sembako dan PKH) dan 2,5 juta PKL makanan; menjaga pasokan batu bara dalam negeri dengan pemberlakukan denda dan kompensasi; pelarangan ekspor CPO untuk menjaga kebutuhan dalam negeri dengan harga terjangkau; menjaga stabilitas harga kedelai, jagung dapat memanfaatkan cadangan stabilitas harga pangan (CSHP); menjaga agar program PEN tetap fleksibel sehingga lebih responsif dan antisipatif untuk merespons ketidakpastian.
Pemerintah juga menjaga agar reformasi struktural dan reformasi fiskal (reformasi perpajakan-UU HPP, reformasi desentralisasi fiskal-UU HKPD, penguatan spending better) dapat berjalan optimal serta mendorong reformasi subsidi yang tepat sasaran secara bertahap diselaraskan dengan momentum pemulihan ekonomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: