Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pilpres Filipina Diwarnai Dinasti Politik, Bagaimana dengan Indonesia?

Pilpres Filipina Diwarnai Dinasti Politik, Bagaimana dengan Indonesia? Kredit Foto: Reuters/Eloisa Lopez
Warta Ekonomi, Berlin -

Ada 3 faktor yang membuat Filipina didominasi dinasti politik: kekuatan jaringan, logistik keuangan, dan loyalitas. Lantas, seperti apa kekuatan dinasti politik di Indonesia?

Hasil perhitungan cepat Pemilihan Presiden Filipina hingga Rabu (11/5/2022) menunjukkan kemenangan sementara bagi Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., putra mantan diktator Ferdinand Marcos.

Baca Juga: China Yakin Hubungan Filipina Semakin Kuat di Bawah Putra Diktator

Dikutip dari kantor berita AFP, dengan penghitungan awal yang hampir selesai, Bongbong Marcos memperoleh lebih dari 56% suara atau lebih dari dua kali lipat jumlah penghitungan yang didapat oleh saingan terkuatnya, Leni Robredo (independen).

Bila hasil perhitungan cepat ini tidak berubah, kemenangan pasangan ini semakin memperkuat aroma dinasti politik yang merajalela di Filipina.

Sebelumnya, sejumlah nama seperti Gloria Macapagal Arroyo juga mengikuti jejak ayahnya, Diosdado Macapagal, menjadi presiden. Kemudian ada Benigno Aquino III yang ikut menjadi presiden mengikuti ibunya, Corazon Aquino.

"Oligarki dari dulu memainkan peran di sana (Filipina). Pilpres begitu cepat berganti, hanya dalam kurun 6 tahun dan masa jabatan presiden hanya boleh satu periode. Setiap dinasti memiliki wilayah kekuasaan sendiri dan kuat," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan.

Menurut Hanan, ada tiga faktor yang membuat dinasti politik di Filipina mendominasi, yakni kekuatan jaringan, logistik keuangan, dan loyalitas.

Dinasti politik di Filipina memiliki kekuatan jaringan yang luar biasa. Setiap dinasti masuk ke dalam sistem jaringan kekuasaan dari posisi tertinggi sampai yang terkecil.

"Jadi tidak hanya satu dua jabatan saja, sampai ke tingkat bawah mereka ada. Mereka menguasai logistik dan keuangan, keluarga dinasti ini terhubung secara terus-menerus dengan pemilik modal besar untuk menopang politik dinasti. Keluarga Marcos uangnya kuat apalagi bergabung dengan Duterte yang sedang berkuasa. Mereka juga memiliki pendukung loyal terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan ini selalu dijaga oleh setiap dinasti meskipun mereka tidak menjadi presiden saat itu," paparnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: