Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika hingga China Sambut Kemenangan Presiden Baru Filipina, Ferdinand Marcos Jr

Amerika hingga China Sambut Kemenangan Presiden Baru Filipina, Ferdinand Marcos Jr Kredit Foto: Reuters/Eloisa Lopez

Hal ini membuat banyak anak muda Filipina percaya bahwa pemerintahan ayah Bongbong, Marcos Sr dari tahun 1965-1986 adalah era keemasan perdamaian dan kemakmuran.

Namun, pada kenyataannya, diktator itu, yang meninggal di pengasingan pada tahun 1989, membuat Filipina bangkrut dan miskin. Rezimnya yang korup juga dituding telah membunuh, menyiksa hingga memenjarakan puluhan ribu lawan yang  menentang pemerintahan.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, selama pemerintahan dua dekade Marcos, hampir setengah masa jabatan berada di bawah darurat militer. Selama waktu itu, 70 ribu orang dipenjara, 34 ribu disiksa, dan 3.240 dibunuh, menurut angka dari Amnesty International. Ini menjadi data yang sempat ditanyakan kepada Marcos Jr. dalam wawancara Januari.

Pasangan Marcos Jr, Sara Duterte, putri Presiden Rodrigo Duterte, juga telah memenangkan kursi wakil presiden, yang dipilih secara terpisah. Seperti Marcos Jr, Sara menang dengan telak.

Dalam konferensi pers pertamanya, Marcos mengatakan bahwa 31 juta orang Filipina telah 'memilih untuk bersatu'. Putra mantan presiden ini juga telah berjanji bahwa ekonomi, pekerjaan dan pendidikan akan menjadi prioritas pemerintahnya.

Namun, Marcos Jr menolak menjawab pertanyaan di akhir konferensi pers yang berlangsung kurang dari lima menit. Dalam sebuah pernyataan setelah itu, dia mengumumkan pemilihan kabinet pertamanya, dengan mengatakan bahwa Sara akan menjabat sebagai menteri pendidikan.

Ada beberapa petunjuk tentang jejak kampanye platform kebijakan menyeluruh Marcos, termasuk kebijakan luar negeri, karena ia telah menolak debat di televisi dan sebagian besar menghindari wawancara media.

Tetapi dia mengaku ingin mengejar hubungan yang lebih dekat dengan China. Meski dalam hal ini, Filipina dan China masih berselisih soal teritorial di Laut China Selatan. Beijing pun masih menolak untuk mengakui keputusan internasional yang membatalkan hampir semua klaim historis di jalur air strategis tersebut.

Duta Besar China untuk Filipina, Huang Xilian, pada Kamis memuji 'visi dan kebijaksanaan' Marcos dan pasangannya. 

"Filipina di bawah pemerintahan berikutnya pasti akan menunjukkan persatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk bangkit di atas semua tantangan, untuk pulih dari pandemi dan menjadi makmur," katanya di Facebook.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: