Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

The Body Shop dan Utusan Sekjen PBB Kolaborasi Serukan Kaum Muda untuk Ambil Keputusan

The Body Shop dan Utusan Sekjen PBB Kolaborasi Serukan Kaum Muda untuk Ambil Keputusan Kredit Foto: The Body Shop

Sepertiga dari orang di bawah usia 30 tahun yang disurvei setuju bahwa lebih banyak kesempatan untuk kaum muda bersuara dalam pengembangan kebijakan dan/atau perubahan dapat membuat sistem politik menjadi lebih baik.

David Boynton, CEO The Body Shop mengatakan, “Posisi kami jelas. Masalah-masalah yang ada di dunia tidak bisa diselesaikan oleh orang yang sama dan kerap membuat keputusan yang sama pula. Riset kami menunjukkan bahwa mayoritas kaum muda positif terhadap masa depan, dan kita perlu untuk mendengarkan pendapat serta ide-ide mereka dalam kancah politik. Kami akan menggunakan jaringan global kami untuk terus memberikan dukungan serta kesadaran, seperti yang telah kami lakukan selama ini,"

Sejak Anita Roddick mendirikan The Body Shop pada tahun 1976, kami telah mengkampanyekan berbagai isu keadilan sosial dan juga lingkungan, karena kami percaya bahwa bisnis-bisnis global mempunyai tanggungjawab terhadap komunitas dimana mereka beroperasi.

Selama sejarah kami melakukan berbagai kampanye, The Body Shop telah menghasilkan perubahan langsung dalam inisiatif legislatif terbaru maupun perubahan kebijakan di lebih dari 24 negara sejak tahun 1990.

Be Seen Be Heard bermula dari keinginan untuk menciptakan dunia yang lebih adil bagi kaum muda, dan bersama dengan Kantor Utusan Pemuda Sekretaris Jenderal PBB – kami bertujuan untuk mengemban misi yang kami ucapkan tersebut”.

Jayathma Wickramanayake, Utusan Sekretaris Jenderal PBB untuk Pemuda mengatakan, “Kesenjangan kekuasaan, pengaruh, dan kepercayaan antar generasi menjadi salah satu tantangan terbesar saat ini.  

Kaum muda telah secara jelas melakukan berbagai macam kegiatan aktivisme di jalan-jalan, dalam sektor kemasyarakatan, dan juga di platform media sosial, yang semakin membuktikan bahwa mereka sangat peduli terhadap perubahan yang transformatif untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara, adil, dan berkelanjutan.

Partisipasi adalah hak, dan kurangnya keterwakilan kaum muda di lembaga pengambil keputusan menyebabkan rasa ketidakpercayaan yang semakin dalam pada institusi-institusi politik, selain rasa keterasingan dari wakil rakyat yang terpilih.

Ini semua disebabkan oleh kebijakan-kebijakan yang tidak mencerminkan prioritas kepada kaum muda, tidak menyalurkan kekhawatiran-kekahawatiran mereka, ataupun berbicara bahasa yang sama dengan mereka. Kampanye ini adalah kesempatan untuk mengubah hal-hal tersebut”.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: