- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Kurangi Beban Negara, Pemerintah Ajak Masyarakat Bijak dalam Penggunaan BBM dan LPG Subsidi
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan BBM dan LPG, termasuk BBM dan LPG subsidi. Untuk diketahui, harga minyak dan gas bumi saat ini masih terus mengalami kenaikan.
Melonjaknya harga minyak dunia yang masih di atas USD100 per barel, tentunya berpengaruh terhadap harga BBM dan LPG di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Faktor Penting dalam Capai Net Zero Emission 2060
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, Rabu (22/6/2022), mengatakan, di tengah melonjaknya harga minyak dunia, dengan harga minyak mentah rata-rata Januari-Mei tahun 2022 telah mencapai USD101,45 per barel, jauh di atas asumsi APBN 2022 sebesar USD63 per barel, Pemerintah menjaga kestabilan harga BBM di dalam negeri melalui kebijakan subsidi dan kompensasi sehingga harga BBM di bawah keekonomian yang tetap dapat dijangkau oleh masyarakat yang berhak.
"Ini merupakan bukti negara hadir untuk rakyat dan diharapkan agar subsidi yang diberikan dapat dinikmati oleh pihak yang berhak atau tepat sasaran," imbuh Tutuka dalam siaran pers, Kamis (23/6/2022).
Kebijakan subsidi diterapkan untuk jenis BBM Minyak Solar yang saat ini dijual dengan harga Rp5.150 per liter, sedangkan kebijakan kompensasi diterapkan untuk jenis BBM Pertalite yang dijual seharga Rp7.650 per liter.
Baca Juga: Subsidi BBM Capai Rp502 Triliun, Jokowi Sebut Bisa Bangun IKN Nusantara
Sebagai contoh, harga BBM di Singapura mencapai Rp36.016 per liter untuk Bensin RON 92 dan Rp34.093 per liter untuk Solar CN 51. Adapun, harga BBM di Thailand sebesar Rp18.872 per liter untuk Bensin RON 91/92 dan Rp13.654 per liter untuk Solar CN 48. Harga BBM di Vietnam sebesar Rp19.848 per liter untuk Bensin RON 92 dan Rp18.515 per liter untuk Solar CN 51.
"Dengan demikian, harga BBM Indonesia relatif lebih murah, khususnya di kawasan ASEAN," kata Dirjen Migas.
Sementara terkait LPG 3 kg, Dirjen Migas menjelaskan bahwa harga keekonomian LPG 3 kg berdasarkan HIP Mei sebesar USD855,8 per MT dan kurs Rp14.535, sebesar Rp17.677 per kg. Di sisi lain, harga jual LPG 3 kg ke masyarakat sebesar Rp4.250 per kg, sehingga Pemerintah harus menanggung besaran subsidi sebesar Rp13.427 per kg. Realisasi subsidi LPG 3 kg hingga akhir Mei 2022 sebesar Rp39.192 triliun.
"Seperti halnya BBM tertentu, Pemerintah menerapkan kebijakan subsidi untuk LPG 3 kg dengan tujuan untuk kestabilan harga dan dapat dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. Sebagai informasi, sejak tahun 2007 atau sudah 15 tahun, harga jual LPG 3 kg tidak mengalami kenaikan," papar Tutuka.
Baca Juga: Masyarakat Dihimbau untuk Menggunakan BBM dan LPG Subsidi Secara Bijak
Subsidi BBM dan LPG ini tentu saja membebani keuangan negara. Beban negara semakin besar seiring harga minyak dan gas bumi dunia terus menunjukkan peningkatan, serta tidak dibarengi dengan kenaikan harga BBM dan LPG bersubsidi di dalam negeri. Oleh karena itu, Pemerintah mengharapkan agar masyarakat berperan serta membantu dengan melakukan efisiensi penggunaan BBM dan LPG.
Guna mengurangi beban negara lantaran subsidi BBM dan LPG, Dirjen Migas mengimbau:
1. Bagi masyarakat mampu dan pelaku industri, tidak menggunakan BBM dan LPG bersubsidi.
Baca Juga: Pemerintah dan Pertamina Menjamin BBM dan LPG Subsidi, DPR: Masyarakat Jangan Khawatir
2. Masyarakat memanfaatkan fasilitas transportasi umum seperti bus kota dan kereta api. Bagi masyarakat yang harus menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitasnya, hendaknya menggunakan jenis BBM sesuai dengan spesifikasi kendaraan, melakukan perawatan berkala agar kondisi kendaraan selalu prima, efektif menggunakan AC, serta mengetahui beban maksimal kendaraan karena kendaraan yang memiliki beban yang berat akan membuat kendaraan melakukan kerja lebih keras sehingga membutuhkan lebih banyak BBM di luar dari biasanya.
3. Khusus untuk LPG 3 kg, gunakan peralatan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk memastikan kualitas produk yang kita gunakan, membersihkan kompor secara teratur, menggunakan api dengan nyala yang cukup, serta memakai alat masak dengan kemampuan panas yang baik seperti aluminium atau tembaga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas