Kemendag Beberkan Pembahasan Pertemuan Para Mendag Seluruh Dunia, Berikut Hasilnya!
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) berhasil menyelesaikan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 pada Jumat (17/6) lalu di Jenewa, Swiss dengan mengamankan serangkaian inisiatif perdagangan yang disebut “Geneva Package”. Paket ini menegaskan pentingnya sistem perdagangan multilateral dan peran penting WTO dalam menangani krisis yang terjadi. Termasuk dalam merespons pandemi Covid-19, mengatasi tantangan lingkungan, serta mendorong ekonomi yang inklusif.
“Pertemuan KTM-12 WTO merupakan pertemuan yang sudah lama dinantikan seluruh anggota. Sebelumnya, pertemuan terakhir KTM ke-11 dilaksanakan pada 2017 di Buenos Aires, Argentina. KTM WTO kembali diselenggarakan di Kantor WTO, Jenewa, Swiss, yang semula dijadwalkan berlangsung pada 12–15 Juni 2022 diperpanjang hingga 17 Juni 2022 untuk memfasilitasi capaian pada isu–isu yang dibahas,” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono pada konferensi pers virtual, mengutip dari siaran resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa (28/6/2022).
Menurut Djatmiko, WTO merupakan satu-satunya organisasi di tingkat multilateral yang memiliki kewenangan dalam menyusun aturan perdagangan yang wajib diikuti anggotanya, termasuk dalam masa pandemi yang memiliki tantangan. “Diharapkan di bawah koordinasi WTO dan aturannya dapat memberikan suatu dukungan ataupun bentuk mitigasi terhadap tantangan yang dihadapi selama pandemi sehingga dapat digunakan anggota dalam mengatasi persoalan,” ucapnya.
Djatmiko menyampaikan, hasil kesepatakan KTM ke-12 WTO sangat kredibel dan komprehensif karena mencakup beberapa hal termuat dalam “Geneva Package” yang terdiri dari tujuh dokumen. Pertama, Ministerial Declaration terkait WTO Response to the COVID-19 Pandemic and Preparedness for Future Pandemics. Kedua, Ministerial Decision terkait Agreement on Trade-related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Waiver. Kedua dokumen tersebut merupakan komitmen dan upaya holistik para Menteri Perdagangan anggota WTO dalam menanggapi guncangan Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini maupun pandemi di masa yang akan datang.
“Hal ini memberikan kepastian bagi anggota WTO terkait akses pasokan produk kesehatan yang digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19. Selain itu, TRIPS waiver atau penangguhan paten terhadap vaksin, sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin dunia, serta adanya perluasan cakupan untuk therapeutics and diagnosticsm,” imbuh Djatmiko.
Selanjutnya, Ketiga, Ministerial Declaration terkait Emergency Response to Food Insecurity dan Keempat, Ministerial Decision terkait World Food Programme (WFP) Food Purchases Exemptions from Export Prohibitions or Restrictions. Djatmiko mengungkapkan, dalam menanggapi krisis pangan dan kemiskinan yang juga menjadi ancaman bagi perdagangan global, anggota WTO telah mengambil langkah agar perdagangan pangan dan pertanian lebih mudah diprediksi, menjaga kestabilan harga, dan mempermudah program pangan dunia.
Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Minta Dukungan Asosiasi Produsen dalam Sukseskan Minyakita
“Kerja sama ini dituangkan dalam Ministerial Declaration terkait respons darurat terhadap kerawanan pangan dan Ministerial Declaration terkait program pangan dunia yang dikecualikan dari larangan dan hambatan ekspor,” jelas Djatmiko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar