Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Kekerasan Berbasis Gender Online

Waspada Kekerasan Berbasis Gender Online Kredit Foto: Getty Images/iStock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kejahatan bisa terjadi di mana saja, termasuk dunia digital. Sekarang ini pengguna media digital perlu mewaspadai kekerasan berbasis gender online (KGBO).

"KBGO itu menyebarkan foto atau video pribadi ke media sosial hingga ke website pornografi tanpa adanya persetujuan dari si pemilik," kata Pengusaha, Digital Trainer, Graphologist Diana Aletheia Balienda saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Tuban, Jawa Timur, Senin (27/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Beretika di Ruang Digital, Sebarkan Konten Positif

KBGO, lanjut dia, bisa terjadi pada siapa saja. Menurut Survei Plan Internasional pada 2019 yang dilakukan kepada 14000 perempuan usia 14-25 tahun di 22 negara, 58 persen perempuan mengalami pelecehan daring. Kemudian 50 persen partisipan menyatakan lebih sering terjadi pelecehan daring dibandingkan luring. Kejadian paling umum terjadi di media sosial.

Jumlah kasus KBGO meningkat pesat selama pandemi Covid-19. Tercatat 940 kasus terjadi pada 2020, padahal 2019 ditemukan 281 kasus.

Baca Juga: Tren Media Sosial Picu Kenaikan Pengguna Jasa Internet di Indonesia

Dampak KBGO bisa membuat korban mengalami depresi, kecemasan dan ketakutan, dan bahkan melakukan bunuh diri. Karena itu, Diana mengingatkan, masyarakat mewaspadai tindak kekerasan berbasis gender di dunia digital.

"Batasi komunikasi dengan orang yang baru dikenal melalui dunia digital. Hindari mengirim foto apapun apalagi wajah dan seluruh badan. Apabila terlanjur berkenalan, telusuri profil orang tersebut sampai benar-benar mendapat identitas asli. Jika ada teror, sampaikan secara tegas untuk mengakhiri percakapan serta abaikan pesan-pesannya," ujar Diana.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Baca Juga: Kementerian PPPA Minta UPTD PPA Respons Kekerasan Berbasis Gender Online

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Tuban, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Baca Juga: Gunakan Internet dan Media Digital dengan Etika, Kebebasan Berekspresi Jangan Kebablasan!

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pengusaha, Digital Trainer, Graphologist Diana Aletheia Balienda. Kemudian Dosen dan Praktisi Ir. M Adhi Prasnowo, ST., MT., IPM., ASEAN Eng, serta Trainer/Sekjen ASPIKOM Muhammad Himawan Sutanto, M. Si.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Literasi Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: