Kisah Perusahaan Raksasa: Adecco, Grup Penyedia Sumber Daya Manusia Terbesar Kedua di Dunia
Adecco Group adalah penyedia Sumber Daya Manusia (SDM) terbesar kedua di dunia dan perusahaan staf sementara, dan perusahaan Fortune Global 500.
Fortune mencatat pada 2020 Adecco mengumpulkan pendapatan 26,2 miliar dolar AS namun dengan rerata pertumbuhan dari tahun sebelumnya turun 6,9 persen.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Dari Produsen Domestik, OMV Menjadi Grup Migas dan Petrokimia Dunia
Revenue atau pendapatan tersebut diikuti dengan profits atau keuntungan yang didapat Adecco pada tahun itu sekitar 813 juta dolar AS.
Adecco memiliki aset dengan total 11,8 miliar dolar, sedangkan posisinya di tahun 2020 itu di peringkat ke-484, sebagai salah satu perusahaan raksasa.
Perusahaan ini dibentuk sebagai hasil penggabungan perusahaan Prancis Ecco dan perusahaan Swiss Adia Interim.
Adia didirikan di Lausanne, Swiss, pada 1958 oleh Henri-Ferdinand Lavanchy. Sebagai seorang akuntan independen Lavanchy masuk ke bisnis ketenagakerjaan ketika seorang klien memintanya untuk mencarikan pekerja untuk mengisi pekerjaan dengan cepat.
Perusahaan Lavanchy tetap menjadi agen tenaga kerja domestik selama empat tahun pertama dalam bisnisnya.
Pada tahun 1961 perusahaan membuka kantor internasional pertamanya, di Belgia. Adia memperluas lebih lanjut tahun berikutnya, menambahkan kantor di Jerman.
enmark mulai beroperasi pada tahun 1965, dan pada tahun 1972 perusahaan tersebut pindah ke luar negeri, membuka kantor di Menlo Park, California, pos terdepan Amerika yang pertama.
Pada 1970-an Adia menjadi salah satu agen sementara pertama yang menawarkan tunjangan pekerjanya seperti perawatan kesehatan dan liburan berbayar. Pada tahun 1974 Lavanchy merekrut eksekutif Swiss Martin O. Pestalozzi untuk membantunya menjalankan perusahaan.
Selama 12 tahun berikutnya Pestalozzi menghabiskan lebih dari separuh waktunya untuk berkeliling dunia, mengemukakan teori bahwa industri pekerjaan sementara perlu meningkatkan upayanya untuk menyediakan pekerja berkualitas tinggi untuk meningkatkan kredibilitasnya.
Pada saat itu Adia membeli lebih dari 85 perusahaan, tiga kali lipat ukurannya dan beroperasi di lebih dari selusin negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: