Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Sektor Keuangan Stabil, OJK Waspadai Potensi Spillover dari Ketidakpastian Global

Meski Sektor Keuangan Stabil, OJK Waspadai Potensi Spillover dari Ketidakpastian Global Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan potensi spillover (effect) dari ketidakpastian ekonomi global terhadap ekonomi domestik dan sektor keuangan perlu diwaspadai, kendati kondisi perekonomian tengah dalam trwn bertumbuh.

"Meskipun kondisi perekonomian dan sektor keuangan Indonesia berada dalam tren pertumbuhan, potensi spillover kepada sektor keuangan masih harus terus diwaspadai dan tidak boleh dianggap enteng karena ketidakpastian ekonomi global masih berlanjut terutama konflik Rusia dan Ukraina yang masih belum jelas kapan berakhirnya," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Menurutnya, perekonomian dunia tengah menghadapi episode baru terkait dengan normalisasi kebijakan fiskal dan moneter di US dimana The Fed menaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps menjadi 1,5% - 1,75%, terganggunya global supply chain akibat konflik Rusia dan Ukraina, serta hyperinflation di beberapa negara seperti Turki (78,6%) dan Argentina (58%). Baca Juga: Genjot Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Luncurkan 54 Mobil SiMOLEK

"Kondisi ini berimbas kepada perekonomian domestik yang juga masih diwarnai dengan meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa daerah. Di perekonomian domestik, inflasi bulan Juni-22 berada pada level 4,35% yoy yang tertinggi sejak bulan Juni-17. Di tengah kenaikan inflasi tersebut, PMI Manufaktur Indonesia per Juni-22 juga turun ke level 50,2 (Mei-22: 50,8) meskipun dalam zona ekspansi," jelas Wimboh.

Dari sektor keuangan sendiri, stabilitas sektor keuangan masih terjaga stabil dan berada dalam tren yang positif. Pada tanggal 21 April 2022, Indeks Harga Saham Gabungan menyentuh level tertinggi di level 7.276,19.

"Dan kemudian terkoreksi per 6 Juli 2022 di level 6.646 yang disebabkan oleh ketidakpastian perekonomian global dan normalisasi kebijakan fiskal dan moneter di US," tambahnya.

Sementara kredit perbankan tumbuh sebesar 9,03% yoy (4,23% ytd) di bulan Mei-22 dimana industri perbankan masih memiliki ruang yang luas untuk melakukan ekspansi dengan rasio kecukupan modal per Mei-22 tercatat meningkat di level 24,74%. Profil risiko perbankan juga masih berada di bawah threshold yaitu 3,04%.

Sektor Industri Keuangan Non-Bank juga terus melanjutkan tren positifnya dimana sektor asuransi dan lembaga pembiayaan tumbuh di bulan Mei 2022. Premi asuransi umum tumbuh 15,12% yoy dan premi asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan sebesar -4,11% yoy, sementara nominal piutang pembiayaan per Mei 2022 tercatat sebesar Rp379 T dengan pertumbuhan sebesar 4,5% yoy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: